Menu

Kabar Baik! Makan Malam Gak Pengaruhi Berat Badan, Dokter Sebut Gak Akan Kena Obesitas Asalkan...

15 November 2022 21:30 WIB

Postingan Nikita Mirzani hanya menggunakan bra sport dan celana dalam sedang membuka kulkas. (Instagram/nikitamirzanimawardi_17)

HerStory, Jakarta —

Kabar baik untuk semua pejuang diet, kabarnya makan malam ternyata tak pengaruhi kenaikan berat badan lho! Namun, dokter spesialis gizi klinik (konsultan), Wina Sinaga tetap mengingatkan asal porsi yang dikonsumsi tak sama dengan makan pagi atau siang.

“Harus dibandingkan dengan sarapan dan makan siang, sebaiknya sama atau lebih sedikit, supaya tidak dijadikan sebagai bahan utama untuk pembentukan cadangan energi di dalam tubuh, sehingga tidak terjadi obesitas,” ujarnya dalam Webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Instagram RSCM Kencana, dilansir dari sindikasi konten Suara.com, Selasa (15/11/2022).

Wina menuturkan, malam hari tubuh cenderung untuk beristirahat dan tubuh akan memberikan sinyal untuk membentuk cadangan nutrisi di dalam tubuh. Namun, bukan berarti tak diperbolehkan makan di malam hari, hanya saja perlu diperhatikan interval waktu antara makan malam terakhir dengan waktu istirahat atau tidur.

“Seringkali ada orang-orang yang cuma punya waktu untuk makan di malam hari. Sayangnya, di malam hari jumlah makannya itu lebih banyak daripada makan di pagi dan siang hari yang akan menyebabkan penumpukan dari asupannya,” katanya.

Justru yang membuat terjadinya penambahan berat badan adalah memakan camilan karena bisa menambah asupan energi yang jauh lebih tinggi daripada makanan utamanya. Hal tersebut lantaran biasanya camilan merupakan makanan-makanan yang tinggi energi, tetapi mengandung tinggi lemak dengan komposisi tak seimbang.

Camilan juga biasanya tak memiliki kandungan protein dan hanya mengandung karbohidrat sederhana, sedangkan komponen paling tak sehat dari camilan adalah tinggi natrium yang menimbulkan risiko penyakit di kemudian hari seperti hipertensi.

Selain itu, camilan tak mengenal waktu dan menimbulkan kecenderungan untuk ingin memakannya hingga habis. Wina menyampaikan bahwa berdasarkan literatur, saat makan, tubuh akan menstimulasi untuk membentuk cadangan nutrisi. Sehingga, jika tak berhenti mengonsumsi camilan maka tubuh akan terus mendapat stimulasi sinyal untuk membentuk cadangan. Akibatnya, sintesis lemak atau sintesis cadangan dalam tubuh akan semakin bertambah.

“Karena kandungannya yang tidak seimbang dan tidak lengkap, ini tidak membuat kenyang. Jadi camilan itu tidak membuat, tapi ingin makan dan makan lagi karena ada penguat rasa yang membuat kita ingin makan lagi dan lagi,” jelas dia.