Sosok Putu Ayu Saraswati sontak ramai jadi perbincangan usai kemunculannya dalam KTT G20 di Bali yang digelas 15-16 November 2022 lalu. Ia menjadi pemandu tur para pemimpin negara untuk menelusuri Tahura Ngurah Rai Mangrove.

Lantas siapakah sosok wanita yang mengenakan batik berpadu celana putih tersebut? 

Putu Ayu Saraswati lahir di Denpasar Bali pada 6 Juli 1997. Ia adalah wanita berdarah campuran yang mana sang ayah asli Bali sedangkan ibunya berasal dari Taiwan.

Ia menyambat gelar sebagai Putri Indonesia Lingkungan 2020. Putu Ayu Saraswati adalah runner up dari Putri Indonesia tahun 2020 sebagai wakil tanah kelahirannya, Bali. Tak berhenti sampai di situ, wanita yang akrab disapa Ayusa ini merupakan Miss International Indonesia 2020, lho.

Rupanya Ayusa sudah aktif menjejali berbagai bidang untuk mengembangkan kemampuannya sejak masih duduk di bangku sekolah. Pada tahun 2013, bersama timnya mewakili Indonesia di International Community Development and Global Creative Leadership Summit yang diselenggarakan di New Delhi, India. Tahun berikutnya, 2014, ia mengikuti Sunburst Youth Camp di Singapura.

Putri Indonesia Bali 2020 ini mengenyam pendidikan di bidang kedokteran pada tahun 2015. Ia menjejaki bangku kuliah di Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Bali.

Putu Ayu Saraswati kembali mencatat prestasi sebab diangkat menjadi Duta Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia (MPR RI) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Ia terpilih menjadi Duta Empat Pilar MPR praktisi medis.

Wanita kelahiran tanah Bali ini bertanggung jawab untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat dunia. Ia juga mengusung advokasi #SangGuruKehidupan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, perawatan lansia, bencana alam, dan program kesehatan gratis.

Terbaru yaitu pada 16 November 2022, Putu Ayu Saraswati berkesempatan menjadi pemandu tur para delegasi KTT G20 di Bali. Ia juga membagikan bagaimana perasaannya yang ternyata gugup bercampur bahagia yang dapat disaksikan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

“I was very nervous actually, I wanted to show you something (Sejujurnya aku sangat gugup. Aku ingin menunjukkan sesuatu.). Aku sampai tulis tanda senyum karena sangkin takut, nervous, lupa senyum,” ungkapnya menunjukkan tanda agar dirinya tetap tersenyum pada kesempatan itu.

Tak lupa ia menyampaikan rasa syukur sebab dapat mendampingi para petinggi negara. Sebagai anak muda, ia merasa kesempatan itu adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga.