Menu

Dampak Buruk Ini Bisa Mengintai Si Kecil Bila Konsumsi Garam Berlebihan, Moms Perlu Waspada!

28 Maret 2021 15:45 WIB
Dampak Buruk Ini Bisa Mengintai Si Kecil Bila Konsumsi Garam Berlebihan, Moms Perlu Waspada!

Ilustrasi Bayi sedang Makan (Freepik/Cookie_Studio)

HerStory, Jakarta —

Moms, mungkin banyak di antara kamu yang kerap menambahkan garam, sebagai penyedap di dalam makanan si kecil bukan? Alih-alih ingin membuatnya nafsu makan, memberi asupan garam yang terlalu berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatannya lho.

Garam memang merupakan salah satu asupan yang dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya dalam hal menyeimbangkan kadar gula. Tapi, sebagai ibu pintar, Moms perlu tahu, asupan garam yang berlebihan juga enggak baik untuk kondisi kesehatan si kecil. 

Centers of Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan, kelebihan garam menyebabkan 1 dari 6 anak-ank dengan rentan usia 8-17 tahun berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini bisa memicunya menderita penyakit kronis, seperti jantung, stroke, hingga gagal ginjal di kemudian hari.

Selain itu, ada dampak buruk lainnya yang bisa dialami si kecil bila terlalu banyak mengonsumsi garam. Mengutip dari laman actiononsalt.org.uk, berikut beberapa di antaranya.

Osteoporosis

Asupan garam yang tinggi dpaat menyebabkan kehilangan kalsium melalui urin. Hal ini dapat menyebabkan demineralisasi tulang dan secara signifikan dapar meningkatkan osteoporosis, kondisi tulang yang menyebabkan kerapuhan dan kerusakan.

Meski kondisi ini kerap dialami oleh lansia, penelitian telah menunjukkan bahwa efek garam pada metabolisme kalsium dapat dideteksi pada anak-anak dan berlanjut hingga dewasa. Hal ini akan meningkatkan risiko osteoporosis, terutama pada anak perempuan.

Obesitas

Meskipun garam bukan penyebab langsung dari obesitas, garam merupakan faktor utama yang mempengaruhi melalui pengaruhnya terhadap konsumsi makanan ringan.

Garam membuat anak akan cepat hasu dan meningkatkan jumlah cairan yang diminumnya. 31 persen cairan yang diminum oleh anak usia 4-18 tahun adalah minuman manis, hal ini terbukti berhubungan dengan obesitas yang terjadi pada anak.

Kondisi lain

Diet tinggi garam selama masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko kondisi lain di kemudian hari. Ini termasuk risiko kanker lambung dengan merusak lapisan lambung dan meningkatkan pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori; asma dengan meningkatkan reaktivitas bronkial; penyakit ginjal dengan meningkatkan protein urea; hingga stres yang dialami ginjal.

Dari deretan dampak buruk yang bisa dialami si kecil karena berlebihan mengonsumsi garam, tentunya kamu harus segera mengatasinya, Moms.

Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi asupan garam pada makanan si kecil. Seperti yang disadur dalam laman Very Well Family,  berikut diantaranya.

  • Membaca label nutrisi terlebih dulu di setiap makanan kemasan yang kamu beli. Makanan yang cenderung manis atau pedas, bukan berarti enggak ada kandungan garam di dalamnya lho, Moms.
  • Saat membeli makanan siap saji, tanyakan informasi nutrisi dan pesan hidangan ang lebih rendah natriumnya, Moms.

  • Perhatikan natrium dalam makanan favorit si kecil. Studi CDC menemukan, hanya ada 10 jenis makanan yang menghasilkan hampir 50 persen natrium anak-anak. Seperti pizza, sandwich (termasuk burger), potongan daging dingin, sup, camilan gurih, keju, hingga susu.

  • Saat memasak di rumah, kurangi campuran garam dan ganti dengan rempah-rempah yang kamu gunakan.

Jadi, lebih teliti lagi ya Moms! Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Punya Banyak Manfaat, Amankah Garam Himalaya untuk Bumil? Duh Ternyata....

Baca Juga: Bikin Hari Ibu Makin Penuh Makna, Parenting Bash 2023 Hadir untuk Rayakan Proses Para Moms Jadi Ibu Hebat

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.