Ilustrasi Bayi sedang Makan (Freepik/Cookie_Studio)
Meski kondisi ini kerap dialami oleh lansia, penelitian telah menunjukkan bahwa efek garam pada metabolisme kalsium dapat dideteksi pada anak-anak dan berlanjut hingga dewasa. Hal ini akan meningkatkan risiko osteoporosis, terutama pada anak perempuan.
Meskipun garam bukan penyebab langsung dari obesitas, garam merupakan faktor utama yang mempengaruhi melalui pengaruhnya terhadap konsumsi makanan ringan.
Garam membuat anak akan cepat hasu dan meningkatkan jumlah cairan yang diminumnya. 31 persen cairan yang diminum oleh anak usia 4-18 tahun adalah minuman manis, hal ini terbukti berhubungan dengan obesitas yang terjadi pada anak.
Diet tinggi garam selama masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko kondisi lain di kemudian hari. Ini termasuk risiko kanker lambung dengan merusak lapisan lambung dan meningkatkan pertumbuhan bakteriĀ Helicobacter pylori; asma dengan meningkatkan reaktivitas bronkial; penyakit ginjal dengan meningkatkan protein urea; hingga stres yang dialami ginjal.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.