Menu

Ini Sederet Mitos Umum tentang HIV/AIDS Ini yang Tak Perlu Lagi Dipercaya, Catat Ya Beauty!

05 Desember 2022 07:13 WIB
Ini Sederet Mitos Umum tentang HIV/AIDS Ini yang Tak Perlu Lagi Dipercaya, Catat Ya Beauty!

Ilustrasi pria dan wanita berpegangan tangan dengan pita merah sebagai lambang solidaritas HIV AIDS. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bogor —

Beauty, Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kondisi kesehatan yang serius dan karena beberapa cara dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat, mitos seputar penyakit ini pun sangat marak.

Mitos-mitos ini telah mempengaruhi kehidupan individu yang terinfeksi dan juga mempermalukan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Tak sedikit ODHA yang menyerah menjalani kehidupan normal setelah deteksi karena mitos yang berlaku.

AIDS adalah penyakit serius; mitos adalah kekhawatiran terbesar

"Sejumlah mitos yang diulang-ulang secara luas dan secara faktual salah telah merasuki literatur penelitian AIDS, salah mengarahkan penelitian dan pengobatan," kata sebuah laporan penelitian tahun 1995.

Adapun, mitos umum yang dikemukakan oleh penelitian ini diantaranya adalah bahwa semua kelompok berisiko mengembangkan AIDS pada tingkat yang sama setelah infeksi HIV, bahwa tak ada versi serereversi setelah infeksi HIV, bahwa antibodi melindungi terhadap infeksi HIV, bahwa satu-satunya cara untuk mengobati AIDS secara efektif adalah melalui terapi retroviral dan karena HIV sangat berkorelasi dengan kejadian AIDS, itu harus menjadi satu-satunya penyebab AIDS yang diperlukan dan cukup.

1. "Ini adalah akhir hidupku"

Dengan intervensi medis yang tepat dan deteksi dini, pasien HIV dapat menjalani kehidupan normal seperti orang lain. Kecemasan mental yang terkait dengan AIDS karena stigma harus dihindari.

Pengobatan yang tepat dapat membantu pasien AIDS menjalani tahun-tahun produktif dan memastikan kehidupan yang sama seperti seseorang tanpa terinfeksi.

2. "Saya harus menghindari orang yang terinfeksi HIV karena saya mungkin tertular virus"

HIV tak menyebar melalui kontak. Beberapa kesadaran telah diciptakan mengenai hal ini. Sebelum tahun 2000 ketika pengetahuan tentang AIDS masih terbatas, orang takut mendekati orang yang terinfeksi HIV.

Bahkan saat ini ada beberapa kejadian di mana penderita AIDS dikucilkan.

3. "Kita dapat dengan mudah mengidentifikasi orang yang terinfeksi HIV"

Tidak, tidak mudah menemukan orang yang terinfeksi HIV. Mengingat stigma yang terkait dengan HIV, pendekatan non-medis untuk menentukan infeksi HIV seperti itu harus dihentikan.

Hanya tes medis yang tepat yang dapat mengungkapkan apakah seseorang mengidap AIDS atau tidak.

4. "Preferensi seks saya normal, gak akan terkena AIDS"

Asumsi yang sangat salah bahwa HIV menginfeksi orang dengan jenis orientasi seksual tertentu.

Faktanya adalah siapa saja yang melakukan seks tidak aman dapat tertular HIV. Cara lain untuk tertular virus adalah melalui suntikan yang tidak aman, darah yang terkontaminasi, tindikan yang tidak steril dan IMS.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan