Menu

Akibat Covid-19, Satu Generasi Anak Terancam

01 Desember 2020 15:30 WIB
Akibat Covid-19, Satu Generasi Anak Terancam

Sekumpulan anak sedang belajar bersama. (Pinterest/freepik)

HerStory, Bogor —

Tak dapat dipungkiri bahwa Pandemik Covid-19 ini memberikan dampak besar bagi kehidupan. Kemiskinan merajalela, ketimpangan sosial meningkat, dan juga ruang gerak layanan umum seperti layanan kesehatan dan pendidikan menjadi terbatas. Pemerintahan seluruh dunia mencurahkan dana triliunan rupiah untuk menyelamatkan ekonomi, namun risiko kehilangan satu generasi anak-anak sangat tinggi jika anggaran tersebut tak menjangkau kalangan anak terutama bagi mereka yang terpinggirkan. Karena dalam situasi saat ini, anak-anak lah yang paling rentan terdampak. 

Isu tersebut menjadi perhatian bersama dari Indonesia Joining Forces (IJF). Terdapat enam organisasi kemanusiaan yang bergabung dalam Indonesia Joining Force to End Violence Against Children (IJF to EVAC), diantaranya adalah ChildFund International di Indonesia, Yayasan Plan International Indonesia, SOS Children's Villages Indonesia, Save the Children di Indonesia, Terre des hommes Jerman (dengan organisasi afiliansinya di Indonesia-Yayasan PKPA), dan Wahana Visi Indonesia. 

Koalisi Joining Forces bersama badan anak PBB, Unicef, kembali mengingatkan para pemimpin dunia pada sesi khusus dalam Sidang Umum PBB yang diselenggarakan pada tanggal 2-3 Desember 2020 untuk memprioritaskan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak yang mengalami kemunduran akibat Pandemik Covid-19. Hasil penelitian para organisasi dalam IJF menemukan risiko-risiko yang dapat dialami karena terdampak Covid-19, diantaranya adalah fasilitas kesehatan kewalahan/tutup, anak-anak kesulitan untuk belajar bahkan tidak belajar, anak menjadi korban kekerasan emosional dan fisik, eksploitasi ekonomi dan seksual anak, perkawinan anak, dll.  

Sekretasis Jendral PBB, Antonio Guterres menyebutkan ada tiga hal dampak Covid-19 pada anak, yaitu terinfeksi Covid-19, dampak sosio ekonomi dari langkah penghentian wabah, dan mundurnya implementasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals 2030. 

Secara khusus Guterres menekankan akan potensi makin terpuruknya anak-anak pada jurang kemiskinan. Kemiskinan parah meningkat dari sebelumnya 84 juta menjadi 132 juta dimana setengahnya adalah anak-anak, krisis pendidikan memburuk (188 negara menutup sekolah dan mempengaruhi 1,5 milyar anak), ancaman keberlangsungan hidup dan kesehatan serta keselamatan anak meningkat (368,6 juta anak di 143 negara harus mencari sumber pengetahuan lain dari yang biasanya mereka dapatkan di sekolah). 

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.