Menu

Pola Bisnis B2B Jadi Solusi Baru Dobrak Kemajuan UKM Tradisional: Transformasi Digital Jadi Kuncinya

19 Januari 2023 18:38 WIB
Pola Bisnis B2B Jadi Solusi Baru Dobrak Kemajuan UKM Tradisional: Transformasi Digital Jadi Kuncinya

konferensi pers ‘Peluncuran Studi B2B FMCG Indonesia Outlook 2023, Kolaborasi GudangAda dan CELIOS’ (Noorma/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, gak dipungkiri bahwa perkembangan digital kian pesat bahkan sudah masuk hampir di semua bidang, termasuk UKM (Usaha Kecil Menengah) seperti warung tradisional.

Melihat transformasi digital yang membawa perubahan besar ini, GudangAda mendukung CELIOS (Center of Economic and Law Studies) dalam membuat studi bertajuk “Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023”.

Berdasarkan studi yang sudah dilakukan, ditemukan potensi bisnis yang besar terkait B2B FMCG di Indonesia. Pola ini memungkinkan kolaborasi antara pelaku usaha untuk memperbesar bisnis secara efisien.

Perubahan perilaku bisnis gak lepas dari dampak dari pandemi yang mana semuanya menjadi serba online. Bahkan, para pelaku UKM yang dulunya mencari bahan baku secara langsung ke lapangan banyak yang beralih mencarinya via online dengan harga yang kompetitif.

Gak hanya memengaruhi para pelaku bisnis, perubahan ini juga dirasakan oleh konsumen, lho. Hal tersebut disampaikan oleh Bhima Yudhistira, selaku Direktur CELIOS. 

“Order barang lewat online. Ini merupakan perubahan perilaku konsumen pas dan pasca-pandemi. Kebutuhan pembayaran dari konsumen yang ingin digital memungkinkan penjual tergerak untuk mengadopsi dan beradaptasi dalam kemajuan digital,” terangnya saat konferensi pers ‘Peluncuran Studi B2B FMCG Indonesia Outlook 2023, Kolaborasi GudangAda dan CELIOS’, di Jakarta, Kamis (19/1/2022).

Berdasarkan hasil studinya, pelaku UKM harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan digital agar bisnisnya tetap bertahan dan semakin maju. Selain itu, ada banyak keuntungan yang didapatkan dari tranformasi digital dan menerapkan pola bisnis B2B.

Secara gampangnya, ekosistem B2B atau Business to Business merupakan kerjasama antara para pelaku bisnis. Keduanya dipertemukan dalam satu platform yang terintegrasi sehingga memudahkan proses penjualan dan pembelian, salah satunya adalah GudangAda.

GudangAda merupakan sebuah platform yang yang menghubungkan pelaku bisnis. Kini, GudangAda sudah tersebar di 500 kota Indonesia dan siap memenuhi kebutuhan para UKM.

Jadi para pelaku UKM tradisional, seperti warung, gak perlu lagi belanja stok warung secara langsung sebab akan memakan biaya produksi ekstra dan dinilai gak efisien. Kehadiran GudangAda akan memangkas proses tersebut menjadi lebih efisien dan mudah secara digital.

Gak hanya itu, GudangAda juga menyediakan ruang diskusi bagi pelaku UKM untuk mengembangkan bisnis. Gak hanya sekadar menggunakan produk digital, tetapi paham sehingga dapat menuai manfaatnya dan bisnis kian berkembang.

“Sesuai visi misi GudangAda, kami ingin membanguan ekosistem B2B yang inklusif dan terintegratif. Gak hanya mengajak UKM masuk ke platform digital tetapi juga bagaimana pemahaman mereka terkait industri itu sendiri  cara pengelolaan keuangan, pencatatan keuangan, dan mendapatkan akses keuangan modal untuk berkembang,” ungkap Yuanita Agata, selaku SVP Marketing and Corporate Affairs GudangAda pada kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, Bima meyakini bahwa transformasi digital dan B2B akan meningkatkan kualitas UKM. Apalagi pekerjaan jadi lebih efisien sebab dapat dilakukan lewat ponsel di mana dan kapanpun.

“UKM akan semakin tumbuh di berbagai sektor. Kehadiran dari digitalisasi bisa membuat ukm naik kelas dan menambahkan efisiensi,” terangnya.

Baca Juga: Bantu UMKM untuk Beralih Ke Digital, TikTok Hadirkan Pelatihan Maju Bareng TikTok, Simak Programnya Yuk!

Baca Juga: Dukung UMKM Lokal, Shopee 11.11 Big Sale Gaet Basboi dan Ladang Lima untuk Rajut Budaya Melalui Karya, Seru Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.