Ilustrasi flu burung H10N3. (Unsplash/Edited by HerStory)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jika penyebaran influenza H5N1 ke mamalia belakangan ini dikenal sebagai flu burung perlu dipantau. Meskipun risiko penyebarannya rendah terhadap manusia, namun kita harus bersiap untuk semua perubahan terkait flu burung.
Melansir dari laman Reuters, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jika H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama 25 tahun. Namun laporan baru-baru ini mendeteksi adanya infeksi serupa pada cerpelai, berang-berang, dan anjing laut.
Inilah yang membuat WHO menyerukan agar infeksi flu burung perlu diperhatikan dengan ketat. WHO sendiri mencatat bahwa kasus manusia jarang terjadi sejak jenis flu muncul pada tahun 1996.
Meski begitu, kita tidak bisa berasumsi bahwa hal tersebut akan tetap seperti itu Moms. Kita tetap perlu waspada terhadap penyebaran flu burung.
Lebih lanjut, Tedros menghimbau agar masyarakat tidak menyentuh hewan liar yang mati atau sakit. Apabila ditemukan hewan yang mati, segera laporkan kepada otoritas lokal dan nasional untuk memantau situasi tersebut.
Selain itu, WHO juga merekomendasikan penguatan pengawan di lingkungan di mana manusia dan hewan berinteraksi.
"WHO akan terus menjalin hubungan dengan produsen untuk memastikan bahwa jika diperlukan, pasokan vaksin dan antivirus tersedia untuk penggunaan global," pungkasnya.
Meskipun di Indonesia kasus flu burung sudah tidak ada, bukan berarti kita mengabaikan himbauan WHO ya Moms. Tetap perhatikan himbauan WHO agar tidak mendekati hewan yang mati secara sembarangan.
Selain itu, tetap jaga kesehatan tubuh dengan menjaga imnuitas tetap kuat. Apalagi, pandemi Covid-19 belum benar-benar selesai. Jangan sampai ada gelombang pandemi berikutnya ya Moms!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.