Ashanty. (instagram/ashanty_ash)
Belum lama ini, Ashanty mengalami pendarahan hebat setelah mengganti alat kontrasepsinya. Kondisi istri Anang Hermansyah itu disampaikan di kanal YouTube miliknya The Hermansyah.
Dalam video tersebut, terlihat putri sambungnya, Aurel Hermansyah menjelaskan jika bundanya mencopot spiral alat kontrasepsi karena sudah enam tahun. Alasan mencopot alat tersebut karena Ashanty tidak mengalami menstruasi seperti layaknya wanita pada umumnya selama enam tahun.
Karenanya, ia ingin mengganti alat kontrasepsinya dari alat kontrasepsi hormonal ke alat kontrasepsi non hormonal. Setelah mengganti alat kontrasepsinya, Ashanty langsung mengeluarkan banyak darah dan merasa lemah.
Mengapa bisa seperti itu? Yuk Moms cari tahu apa itu alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal.
Kontrasepsi hormonal mengandung hormon yang disebut dengan estrogen dan progestin. Keduanya bekerja dengan menghentikan atau mengurangi ovulasi, proses pelepasan sel telur dari ovarium.
Kontrasepsi hormonal bisa mengentalkan lendir serviks agar sperma tidak masuk ke dalam rahim. Kemudian bisa menjadikan tipisnya lapisan rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi menjadi lebih kecil kemungkinannya untuk menempel dan terjadi pembuahan.
Sebagian besar orang percaya bahwa kontrasepsi hormonal hanya mempunyai manfaat untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi hormonal memang lebih efektif untuk mencegah kehamilan dibandingkan kontrasepsi non hormonal, tetapi ada juga manfaat lain untuk kesehatan perempuan.
Kontrasepsi hormonal bisa mengatasi masalah kesehatan lainnya, seperti meredakan sakit menstruasi, mengatasi masalah kulit, risiko kanker ovarium dan endometrium hingga penyakit radang panggul simptomatik.
Beberapa jenis kontrasepsi hormonal antara lain yaitu pil KB, patch atau koyo kontrasepsi yang harus ditempelkan di kulit dan diganti setiap minggu.
Lalu ada juga cincin vagina yang diganti setiap bulan, suntikan kontrasepsi yang dilakukan setiap tiga bulan, atau implan yang ditempatkan di bawah kulit atau ke dalam rahim diganti setiap 3 tahun.
Kontrasepsi non hormonal bisa mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan tanpa menggunakan hormon. Biasanya hadir dalam berbagai metode, seperti misalnya metode penghalang (kondom) atau keluarga berencana alami (mengeluarkan sperma di luar vagina).
Jenis non hormonal lainnya yaitu alat kontrasepsi dalam rahim, seperti misalnya intrauterine device (IUD) tembaga, spermisida dan gel kontrasepsi. Kontrasepsi non hormonal ini mampu mencegah kehamilan, dengan cara membunuh sperma atau membuat lingkungan vagina atau rahim tidak ramah untuk sperma.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.