Wayang Suket Indonesia dalam pementasan Bandung Bondowoso di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2023). (Noorma/HerStory)
Beauty, seni merupakan salah satu medium untuk bersuara. Hal inilah yang juga berlaku dalam seni pertunjukan wayang suket.
Wayang suket merupakan sebuah budaya Indonesia yang sudah hadir sjeak dahulu. Namanya sendiri diambil dari bahasa Jawa yang mana ‘wayang’ berarti boneka sedangkan ‘sujet’ artinya rerumputan.
Hal ini dijelaskan oleh Gaga Rizky, selaku seniman yang bergabung dalam komunitas Wayang Suket Indonesia. Ia menjelaskan bahwa wayang suket pada dasarnya sudah lama ada dan sering dibuat oleh para petani dengan memanfaatkan rerumputan untuk mengisi waktu luang.
Gaga yang juga aktif sebagai sutradara lakon ini menjelaskan bahwa cerita yang dibawakan oleh Wayang Suket Indonesia juga mengangkat isu terkini. Meski cerita utamanya bersumber dari cerita rakyat, Wayang Suket Indonesia menyisipkan dialog ‘khusus’ untuk menyentil isu sosial di Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk menggaet minat anak muda untuk menonton pertunjukkan yang disuguhkan. Selain itu, tentunya ini merupakan metode kreatif untuk meningkatkan kesadaran penonton terkait isu terkini.
“Targetnya adalah untuk orang yang anak anak jaman sekarang. Kami menampilkan visual dan lain. Akan menjadi sebuah gocekan yang menggigit ketika kita membuat itu (isu terkini) sebagai bahan bercandaan yang menarik,” terang Gaga, saat ditemui HerStory di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2023).
Meski mengangkat isu terkini, Gaga menegaskan bahwa alur cerita yang mereka bawakan tetap berjalan sesuai dengan cerita yang ada. Adanya improvisasi dan penambahan gimmick dengan menyinggung isu terkini menjadi selingan yang gak akan merusak jalan cerita.
“Treknya tetap tetap cerita rakyat, tapi di dalamnya ada bercandaan yang mengangkat isu-isu itu,” sambungnya
Menurut Gaga isu yang dibawakan dalam lakon wayang suket merupakan sebuah pengingat mengenai keberadaan isu tersebut di tengah masyarakat. Pementasan mereka gak terfokus untuk membahas secara mendalam soal isu yang terjadi tersebut.
Menurutnya, jika sebuah isu yang terkesan serius akan lebih mudah diterima jika dikemas dengan cara yang kreatif, salah satunya lewat pementasan wayang suket.
Ini juga menjadi harapan di mana lakon seni mampu meningkatkan kesadaran soal permasalahan sosial yang sedang terjadi meski gak terlalu dalam dibahas dalam pengemasannya.
“Isu tersebut gak akan kami bahas terlalu dalam. Kami cuma mengingatkan lagi ‘ini ada yang begini, nih’ kami cuma memperkenalkan saja. Akan sangat bisa diterima masyarakat saat ini kalau dibawakan dengan cara kreatif,” terangnya.
“Isu yang kami bawakan biasanya isu politik, sosial, gender, dan lain-lain. Tapi kami hanya sebatas menunjukkan ada ‘itu’,” tandasnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.