HerStory, Jakarta —

Beauty, L'Oreal Indonesia memiliki program keberlanjutan pemberdayaan perempuan lewat pelatihan kecantikan, yakni Beauty for a Better Life (BFBL).

L'Oreal Indonesia menyediakan pelatihan intensif tata rambut dan tata rias yang bersertifikat dan gratis, bekerja sama dengan 4 lembaga sosial masyarakat di 10 pusat pelatihan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam acara perayaan 1 dekade BFBL, L'Oreal Indonesia menghadirkan lima sosok alumni inspiratif sebagai perwakilan alumni program BFBL dari seluruh Indonesia. 

Kelima sosok alumni inspiratif ini hadir untuk berbagi kisah sukses mereka dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya. 

Setiap alumni memiliki latar belakang, tantangan, dan motivasi yang berbeda satu dengan lainnya sebelum akhirnya bergabung dengan BFBL. Yuk, intip kisahnya!

1. Mulyani Azura

Mulyani Azura atau yang akrab disapa Zura adalah alumni BFBL dari Karawang, Jawa Barat. Zura mengaku mengetahui program BFBL dari 'mulut ke mulut'.

Zura adalah alumni BFBL pada tahun 2016. Ia mengikuti program ini karena sempat mengalami bencana rumah runtuh. Itulah yang membuatnya semangat untuk bisa memperbaiki ekonomi keluarga.

Kini, Zura telah berhasil memiliki tiga salon dengan nama Zura Salon. Zura mengatakan, ini semua berkat program pelatihan dari BFBL.

2. Dhea Putri Natalia

Alumni yang akrab disapa Dhea ini berasal dari Bali. Sebelum mengikuti BFBL, Dhea memiliki kisah yang memilukan dan trauma yang terus menghantui.

Saat itu, Dhea harus menghadapi kenyataan bahwa rumahnya telah terkena bencana kebakaran. Semuanya ludes dan membuat Dhea terpuruk.

Namun, program BFBL telah membuatnya kembali bangkit dan kini sudah berhasil menjadi Makeup Artist (MUA) yang ramai pelanggan di Bali.

3. Amsiyah

Amsiyah merupakan seorang alumni BFBL yyang berasal dari Tangerang. Sebelum bergabung di BFBL, Amsiyah telah kehilangan pekerjaannya karena di-PHK.

Kini, Amsiyah telah memiliki salon sendiri dan memiliki studio. Ia juga menyediakan dan menyewakan kebaya, beskap, hingga gaun pengantin.

4. Martiana

Martiana juga merupakan seorang alumni program BFBL. Ia adalah alumni yang berasal dari Lombok yang terpaksa putus sekolah karena biaya.

Martiana juga terpaksa untuk melakukan pernikahan dini di usianya yang masih sangat kecil, yaitu di usia 14 tahun. Hal itu membuatnya jadi harus berjuang untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

Setelah mengikuti program BFBL, Martiana sudah bisa menjadi MUA dan membuka salon pribadinya. Ia juga bercita-cita untuk sekolah lagi dan ingin memiliki merek skincare sendiri.

5. Fitri Wahyuni

Fitri Wahyuni merupakan seorang alumni BFBL asal Tanjung Balai. Ia merupakan salah satu alumni penyandang disabilitas. 

Sebelum bergabung di BFBL, Fitri mengaku dirinya sering kali dipandang sebelah mata dan hal itu membuatnya jadi gak percaya diri.

Setelah bergabung dengan program BFBL, kini Fitri sudah bisa membuka salon pribadi di rumahnya. Itulah yang membuatnya kembali semangat dan gak dipandang sebelah mata lagi dengan orang di sekitarnya.

Setiap wanita tersebut menunjukkan semangat yang kuat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Beberapa menghadapi tantangan dalam bentuk kekurangan finansial, aksesibilitas, hingga diskriminasi berdasarkan kondisi fisik mereka. 

Namun, meskipun dengan semua keterbatasan tersebut, wanita-wanita ini gak menyerah dan terus berjuang untuk meraih impian mereka. 

Mereka mencari cara untuk mengatasi rintangan dan membangun masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

"Kami percaya bahwa kecantikan memainkan peran penting dalam membantu mereka yang memiliki keterbatasan fisik, sosial, dan ekonomi untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka dan mendapatkan posisi yang lebih baik lagi di masyarakat," kata Melanie Masriel selaku Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability, L’Oréal Indonesia.