Menu

Lawan Stigma, UNICEF Dorong Edukasi Menstruasi ke Semua Kalangan: Perempuan Mengalami, Laki-laki Memahami

10 Maret 2023 18:30 WIB
Lawan Stigma, UNICEF Dorong Edukasi Menstruasi ke Semua Kalangan: Perempuan Mengalami, Laki-laki Memahami

Ilustrasi darah menstruasi sedikit (Pexel/Cottonbro)

HerStory, Jakarta —

Beauty, stigma soal menstruasi kerap menghantui setiap wanita. Padahal, ini merupakan kondisi biologis normal yang dihadapi oleh wanita.

Oleh karena itu, edukasi soal menstruasi cenderung minim yang mana berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, 1 dari empat remaja perempuan gak pernah mendapatkan informasi soal menstruasi.

Di tahun yang sama, UNICEF pernah melakukan edukasi ke Sumba, NTT mengenai menstruasi. Gregor Henneka, selaku Direktur Penggalangan Dana dan Kemitraan UNICEF Indonesia, menceritakan tantangan yang dihadapi kala itu saat ingin memberikan edukasi kepada kepala sekolah laki-laki di daerah tersebut.

UNICEF datang tanpa memberitahu mengenai tema edukasi yang akan diberikan di sekolah yang berada di Suma. Gregor menyatakan bahwa ternyata isu menstruasi masih dianggap tabu dan banyak stigma yang mengelilinginya.

“Dalam pelatihan itu begitu melihat temanya soal menstruasi mereka mengatakan ini tabu untuk dikatakan. Butuh satu  hari untuk menjelaskan kenapa ini harus dibahas,” ungkapnya saat ditemui oleh HerStory di Sarinah, Jakarta, Jumat (10/3/2023).

Setelah meyakinkan bahwa edukasi menstruasi itu penting, Gregor kemudian bertanya soal kondisi sekolah. Kala itu ternyata ada murid kelas 5 SD yang sudah menstruasi pertama dan menjadi korban dari stigma ini.

Tak disangka, reaksi guru wanita yang mengetahui soal anak yang menstruasi gak sesuai dengan apa yang seharusnya. Alih-alih merangkul dan mengedukasi sang siswa, ia malah menyuruh anak tersebut untuk gak hadir ke sekolah selama periode menstruasi.

“Salah satu ibu (guru) mengatakan apakah sudah ada murid yang menstruasi, ‘Ada murid kelas 5 yang menstruasi. Kelihatan mukanya murung saya larang ke sekolah nanti hamil jangan dekat dengan anak laki laki.’ Dilarang ke sekolah selama menstruasi,” ungkapnya.

Ini merupakan sebuah contoh bahwa kesadaran akan edukasi menstruasi sangat penting. Apalagi, data dari UNICEF menunjukkan bahwa 1 dari 7 remaja perempuan memilih untuk gak sekolah selama menstruasi. Kondisi biologis yang normal ini dipandang sebagai aib sehingga mereka malu untuk pergi ke sekolah karenanya.

Belum lagi banyak stigma soal menstruasi yang melekat di masyarakat. Oleh karena itu, UNICEF merasa isu ini sangat penting bukan hanya untuk perempuan, tapi juga pria.

Gregor menyampaikan bahwa ada slogan untuk menghilangkan stigma yaitu, ‘Perempuan mengalami, laki-laki memahami’ yang harus diterapkan. Edukasi menstruasi adalah kepentingan bersama untuk mencapai kesejahteraan.

“Urusan menstruasi bukan hanya urusan perempuan, ini urusan bersama. Perempuan yang mens harus mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial termasuk laki-laki. Ini penting untuk kesehatan dan kesejahteraan remaja putri khususnya di Indonesia Timur. Oleh karena itu UNICEF memberikan perhatian soal isu ini,” tandasnya,

Baca Juga: Punya Misi untuk Mewujudkan Generasi Bersih Sehat, WINGS Gandeng UNICEF untuk Luncurkan Program Ini

Baca Juga: Keren! Gen Z Dari Seluruh Dunia Akan Hadir di Simulasi Sidang PBB di Bali

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan