Beauty, selama Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa menahan lapar dan haus. Namun ternyata, keberhasilan puasa tak hanya sekadar itu saja. 

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan, jika manusia ingin lulus dalam puasanya maka harus menunaikan berbagai aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT dan didetilkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

“Kalau (aturan) benar dilakukan maka puasa akan menghasilkan perisai tak tampak menyatu dengan jiwa kita. Setiap ibadah yang kita tunaikan di Ramadan itu membentuk karakter-karakter kebaikan, yang puncaknya adalah takwa,” ungkap UAH, dalam kajian yang disiarkan di YouTube Adi Hidayat Official, dikutip HerStory, Senin (27/3/2023). 

UAH menuturkan, takwa bisa dilihat dari 2 hal, yakni menunaikan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya. 

“Menunaikan perintah Allah itu pucahnya adalah membentuk perisai sehingga dengan perisai itu mencegah kita berbuat maksiat. Contonya meningkatkan mengerjakan salat yang biasanya hanya fardhu, jadi dimaksimalkan dengan salat sunnah,” tutur UAH. 

Dalam surat Al-Ankabut ayat 45 menyebutkan:

اُتْلُمَآاُوْحِيَاِلَيْكَمِنَالْكِتٰبِوَاَقِمِالصَّلٰوةَۗاِنَّالصَّلٰوةَتَنْهٰىعَنِالْفَحْشَاۤءِوَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُاللّٰهِاَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُيَعْلَمُمَاتَصْنَعُوْنَ

“Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

UAH menjabarkan, fungsi salat mencegah perbuatan keji dan munkar yang menjadi sumber keburukan manusia. Jadi apabila ada yang buruk lisannya, pandangannya, dan hatinya maka salatnya harus diperbaiki. 

“Maksiat itu sesuatu yang salah lawannya sholeh atau taat. Jadi ketika salah satu turun maka yang lain akan baik. Kalau yang baik naik maka buruknya seseorang akan turun,” ucap UAH.