Menu

Bisa Jadi Bahaya, Yuk Hindari Asupan Gula Tambahan Pada Anak di Bawah 4 Tahun, Begini Penjelasan Pakar...

02 April 2023 10:40 WIB
Bisa Jadi Bahaya, Yuk Hindari Asupan Gula Tambahan Pada Anak di Bawah 4 Tahun, Begini Penjelasan Pakar...

Ilustrasi anak kecil makan es krim. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Belakangan banyak kasus anak-anak dan remaja yang mengidap diabetes, hal ini lantaran pola makan yang tidak sehat sejak anak di usia balita.

Hal ini dikatakan langsung oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia (UI), Prof. Aman Bhakti Pulungan, anak di bawah empat tahun belum saatnya diberi konsumsi gula.

"Kalau saya mengatakan anak di bawah 4 tahun gula tidak boleh sama sekali (diberikan)," kata Prof. Aman di acara "Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja", di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Pasalnya, kebiasaan konsumsi gula sejak dini akan menyebabkan diabetes pada anak. Sehingga hal tersebut akan terbawa hingga dewasa.

Terlebih usia balita atau anak-anak belum memiliki metabolisme tubuh yang sempurna. Namun, Prof Aman mengatakan larangan ini khusus anak dengan kondisi tubuh normal dan yang kelebihan berat badan.

Tidak berlaku bagi anak yang kekurangan bobot tubuh. Berbeda dengan lemak, Prof Aman mengatakan, kandungan lemak tetap boleh diberikan pada anak, dengan catatan tidak melebihi jumlah kalori yang dianjurkan.

"Gula memang harus diperhatikan, lemak itu boleh saja tapi tetap dalam koridor jumlah kalori yang dibutuhkan," ujarnya.

Adapun anak usia 2-3 tahun membutuhkan 1.125 kilo kalori per hari, sedangkan usia 4-6 tahun membutuhkan 1.600 kilo kalori per hari.

Kasus Diabetes Pada Anak

Prof. Aman menambahkan, Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak.

Terdapat dua jenis diabetes yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu DM tipe-1 dengan jumlah kadar insulin rendah akibat kerusakan sel beta pankreas, dan DM tipe-2 yang disebabkan oleh resistensi insulin, di mana level insulin dalam darah normal.



Diketahui, prevalensi kasus diabetes melitus tipe-1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes melitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa.

Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak.

"Anak bisa kena diabetes, masih banyak orang menganggap diabetes itu hanya penyakit keturunan, padahal diabetes bisa menginfeksi siapa pun," tutup Prof Aman.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan