Alat cek gula darah. (Pixabay/Steve Buissinne)
Beauty, bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar setiap tahunnya merupakan sebuah berkah bagi umat muslim yang menjalankan puasa.
Kegiatan puasa sendiri sudah terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari fisik hingga mental. Lalu bagaimana cara aman menjalankan puasa untuk penyandang diabetes atau para diabetesi?
Berbeda dengan orang pada umumnya, penyandang diabetes harus mengontrol kadar gula yang ada dalam tubuh mereka. Pada saat berpuasa, orang diabetes akan lebih rentan mengalami kenaikan dan penurunan kadar gula darah sehingga akhirnya mengharuskan mereka untuk menjaga gaya hidup.
Bahkan pada sebagian pasien diabetes harus menggunakan suntik insulin secara rutin hanya untuk menjaga kadar gula darahnya. Insulin sendiri merupakan hormon alami yang diproduksi oleh tubuh untuk membakar kadar gula yang ada dalam darah menjadi energi.
Pada penyandang diabetes, insulin biasanya tik dapat diproduksi dengan normal atau bahkan sudah tak bisa diproduksi sama sekali.
Pada kondisi dan tipe diabetes tersebut, maka mereka harus mengambil suntik insulin harian demi menjaga kadar gula darah di dalam tubuh.
Lantas, siapa sebenarnya yang membutuhkan suntik insulin itu? Menurut dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD., selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, penggunaan insulin diwajibkan pada penyandang diabetes tipe 1.
"Karena diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes di mana pankreas tak dapat memproduksi insulin secara alami lagi," jelasnya.
“Selain frekuensi penggunaan dan dosis insulin memerlukan penyesuaian selama puasa, dan mungkin akan berbeda dengan sebelum berpuasa. Diskusikan dengan dokter mengenai hal ini supaya ibadah puasa dapat dijalankan dengan lancar dan sehat,” tandasnya.
Kemudian, penderita diabetes pun harus melakukan monitoring kadar gula dalam darah pada saat berpuasa. Karena tidak makan dan minum selama seharian, mungkin akan mempengaruhi kadar gula dalam darah, seperti menyebabkan kadar gula melonjak tinggi atau hiperglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah yakni hipoglikemia.
Untuk menghindari itu terjadi, lanjutnya, memonitor kadar gula darah penderita secara rutin setiap harinya, terutama awal-awal berpuasa. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sebelum sahur, pagi hari, tengah hari, menjelang sore, sebelum berbuka puasa, dua jam setelah berbuka puasa, dan kapan saja jika mengalami gejala hipoglikemia misalnya, keringat dingin, lemas, menggigil, berdebar, gemetar.
NahBeauty, semoga informasinya bermafaat ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.