Menu

Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak Sangat Tinggi, Kemenkes Ungkap Cara Penyembuhannya, Disimak Baik-baik Yuk Moms!

16 Mei 2023 21:20 WIB
Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak Sangat Tinggi, Kemenkes Ungkap Cara Penyembuhannya, Disimak Baik-baik Yuk Moms!

Ilustrasi anak terkena Hepatitis B (Foto/Ipoel)

HerStory, Jakarta —

Angka penularan Hepatitis B di Indonesia masih cukup tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, penularan Hepatitis B didominasi penularan vertikal atau langsung dari ibu ke anak sebanyak 90-95 persen dari total 24 juta kasus, pada 2019. 

Tentunya, kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan para Moms, terutama bagi yang sudah menderita penyakit ini. 

Kendati demikian, Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyebutkan, pasien hepatitis B dapat disembuhkan secara sempurna melalui obat standar Kemenkes.

"Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak dimulai dari yang paling dasar, yaitu dengan pemberian imunisasi hepatitis B (tiga dosis) pada bayi," ungkap Syahril, dalam konferensi pers daring bertajuk Melindungi Anak dari Bahaya Penyakit Menular Hepatitis B, Selasa (16/5/2023).

Namun, ada beberapa langkah lanjutan yang perlu dilakukan. Pasien harus mendapatkan pemberian HB0 (vaksin hepatitis B) dalam waktu kurang dari 24 jam untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi. 

Langkah tersebut merupakan program wajib imunisasi dasar secara nasional. Diperlukan pula pemeriksaan ibu hamil, berupa ANC (antenatal care), dan pemantauan bayi. 

Setelah itu, dilanjutkan pemberian HBlg yang merupakan obat untuk memperkuat kekebalan tubuh melawan virus hepatitis B) pada bayi lahir dari Moms reaktif. Selanjutnya, pemberian Tenofovir pada ibu hamil dengan beban virus tinggi.

Syahril menegaskan, pengobatan Hepatitis B diberikan kepada pasien, selain ibu hamil dan bayi yang baru lahir dengan melakukan skrining terlebih dahulu.

“Prioritas pasien skrining Anti-HCV atau pemeriksaan tahap pertama sebelum pengobatan hepatitis dilakukan pada pengguna jarum suntik dan mantan pengguna, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pasien hemodialisa, populasi kunci seperti warga binaan penjara, pekerja seks dan pelaku penyimpangan seksual, pasien dengan riwayat transfusi darah, riwayat membuat tato, tindik, penggunaan alat medis tidak steril, serta tenaga kesehatan,” papar Syahril. 

Menurut Syahril, apabila hasilnya reaktif, selanjutnya perlu ke tahap HCV RNA atau pemeriksaan mengetahui adanya virus hepatitis dan jumlahnya di dalam tubuh seseorang. 

“Apabila hasilnya reaktif, maka dilakukan pengobatan DAA (obat oral hepatitis dengan lama delapan hingga 12 minggu)," jelasnya.

Menurut Syahril, memutus atau mencegah sedini mungkin penularan Hepatitis merupakan prioritas pemerintah. 

“Hepatitis B, dilakukan deteksi dini kepada minimal 80 persen ibu hamil dengan pemeriksaan terintegrasi dengan HIV dan sifilis yang bertujuan untuk memutus atau mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak,” kata Syahril. 

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Hepatitis B untuk Bayi, Jangan Dilewatkan Moms, Bisa Tangkal Virus HBV!

Baca Juga: Bye bye Insomnia, Cuss Intip 5 Trik Biar Para Moms Hamil Tidur Nyenyak Setiap Malam, Nomor 1 Ampuh Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan