Menu

Sulit Jalan Gak Cuma Dialami Lansia, Ini 3 Penanganan untuk Solusi Redakan Nyeri Lutut Tanpa Operasi, Gak Mahal Kok!

25 Mei 2023 14:25 WIB
Sulit Jalan Gak Cuma Dialami Lansia, Ini 3 Penanganan  untuk Solusi Redakan Nyeri Lutut Tanpa Operasi, Gak Mahal Kok!

Ilustrasi alami nyeri lutut (Freepik/HelloSehat.com)

HerStory, Jakarta —

Beauty, beberapa aktivitas bisa menyebabkan nyeri lutut yang membuat penderitanya mengalami kesulitan saat berjalan. Sehingga nyeri lutut tak melulu karena usia lanjut.

Nyeri lutut telah menjadi masalah yang kerap kali diderita oleh beberapa orang, baik disebabkan oleh beberapa aktivitas, maupun karena faktor usia.

Di Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir terdapat 6,6 juta kasus yang datang ke IGD dengan keluhan cedera pada lutut.

Bahkan 49,3 persen di antaranya disebabkan oleh olahraga dan rekreasi. Sedangkan 42 persen masyarakat berusia di atas 65 tahun mengalami cedera lutut akibat tangga.

Ketua Komite Medis Flex Free Clinic Arif Soemarjono menjelaskan bahwa ada beberapa cara memeriksa cedera pada lutut, seperti dengan melakukan x-ray, USG Musculoskeletal, dan MRI Musculoskeletal.

Jika dulu USG hanya digunakan untuk melihat kondisi pada perut seseorang yang sedang hamil, kini USG dapat digunakan untuk mendeteksi beragam penyakit.

"Sekarang ini, USG sudah bisa untuk mendiagnosis atau melihat kelainan di bidang otot, tulang, dan sendi,” kata Arif dalam acara Mengatasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi, Rabu (24/5/2023).

USG Musculoskeletal merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat otot dan jaringan lunak yang ada di sekitarnya.

Di mana pemeriksaan ini dinilai lebih efektif dibandingkan X-ray karena dapat melihat langsung kondisi lutut pasien. Namun, ada juga kelemahan yang dimiliki dari USG Musculoskeletal, seperti gak dapat melihat struktur bagian dalam secara jelas.

Sedangkan lansia, menjadi kelompok yang rentan terkena masalah pada lutut, seperti Osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada tulang rawan, sendi, dan pembentukan tulang baru.

Penyakit tersebut erat kaitannya dengan penuaan serta sangat rentan terhadap tulang lutut, panggul, dan tulang belakang.

Di tahun 2020, terdapat sekitar 654,1 juta orang berusia lebih dari 40 tahun yang menderita OA pada lutut di seluruh dunia. Kasus OA kian meningkat seiring bertambahnya usia. Di mana lutut menjadi urutan pertama pada bagian dari serangan OA setelah tulang belakang, panggul, dan tangan.

Beberapa gejala Osteoarthritis yang perlu diketahui seperti, nyeri lutut, kaku di pagi hari, sendi berbunyi ketika digerakan (Krepitus), nyeri tekan, dan gak hangat pada perabaan.

Meski dianggap sebagai penyakit pada usia lanjut, Osteoarthritis bukan hal yang wajar pada masa penuaan.

Di kesempatan yang sama, Reggy Trialetta Injo, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Flex Free Clinic, OA bukan penyakit yang dapat disembuhkan tetapi bisa diobati agar rasa sakitnya berkurang.

"Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri pada lutut dan mencegah keadaan semakin memburuk, jelas dr Reggy.

Terdapat 3 jenis penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan farmakologis, non-farmakologis, dan operasi.

Penanganan farmakologis merupakan penanganan dengan menggunakan obat-obatan. Sedangkan penanganan non-farmakologis merupakan penanganan dengan melakukan fisioterapi, latihan, dan mengubah gaya hidup.

Banyak orang yang mengalami cedera, justru datang ke tempat ahli urut. Hal tersebut memang gak dilarang, namun sebaiknya pasien terlebih dulu konsultasi kepada dokter.

Flex Free merupakan klinik yang menyediakan beberapa layanan untuk mengatasi masalah seperti nyeri sendi dengan menggunakan teknologi USG Muskuloskeletal dan terapi regeneratif seperti Prolotherapy.

Baca Juga: Rekomendasi Makanan yang Bisa Tingkatkan Produksi Pelumas Sendi Lutut, Moms Harus Mulai Konsumsi Nih!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.