Menu

Benarkah Wanita Lebih Rentan Alami Depresi Dibandingkan Pria? 5 Hal Ini yang Jadi Pemicu Utamanya Beauty!

11 Juni 2023 08:00 WIB
Benarkah Wanita Lebih Rentan Alami Depresi Dibandingkan Pria? 5 Hal Ini yang Jadi Pemicu Utamanya Beauty!

Wanita depresi (Unsplash/ Dev Asangbam)

HerStory, Jakarta —

Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang memengaruhi perasaan, cara berpikir, hingga tindakan seseorang. Jika sedang mengalami hal ini, penderita dapat mengalami masalah emosional hingga fisik yang terganggu.

Melansir Medical News Today, jika sedang mengalami depresi, maka penderita cenderung mengalami mood swing, kesulitan berfikir dan berkonsentrasi, apatis terhadap sekitar, memiliki self esteem yang rendah, insomnia, perubahan berat badan, penurunan gairah seksual, dan sakit kepala secara terus menerus.

Pada dasarnya, depresi dapat menyerang siapapun, baik wanita maupun pria. Kendati demikian, ada beberapa penelitian yang menyebut bahwa wanita lebih cenderung mengalami depresi.

Adapun beberapa hal yang menyebabkan kecenderungan ini adalah sebagai berikut, Beauty!

1. Masa Pubertas

Melansir laman Kids Health, pubertas adalah masa dimana semua organ utama dan sistem tubuh mengalami proses pematangan, termasuk dalam hal seksual dan fungsi reproduksi. Hasil studi dalam jurnal Frontiers in Psychology menunjukkan bahwa perubahan psikis pada masa puber juga membuat wanita lebih berisiko mengalami depresi.

Kondisi ini bisa terjadi akibat perubahan kadar hormon didalam tubuh wanita, seperti hormon gonad, estrogen, hingga serotonin. Meski depresi selama pubertas juga bisa dialami oleh pria, namun wanita memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi untuk mengalaminya. Selain itu, wanita yang mengalami masa pubertas dini juga berpotensi mengalami depresi yang lebih besar.

2. Menstruasi

Saat memasuki masa menstruasi, sebagian besar wanita mengalami sindrom prahaid atau PMS, dengan salah satu gejala berupa mood swing. Jika wanita mengalami banyak tekanan pada fase ini, maka potensi untuk mengalami stres hingga depresi akan semakin meningkat.

Bahkan, pada kasus sindrom pra-haid yang parah atau premenstrual dysphoric disorder, gejolak emosional akan terasa lebih kuat dan dapat bertahan meski menstruasi telah selesai. Penelitian mengungkap bahwa kondisi ini dapat terjadi akibat penurunan kadar serotonin yang signifikan di dalam tubuh. 

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan