Baru-baru ini, sejumlah pemberitaan mengabarkan, warga Korea Utara terancam mati kelaparan akibat kurangnya pasokan makanan di negara paling terisolasi di dunia tersebut. 

Dalam beberapa wawancara eksklusif menunjukkan, situasi ini merupakan yang terburuk sejak 1990-an. Seorang wanita yang tinggal di Ibu Kota Pyongyang, Korea Utara, mengungkapkan kesaksiannya terhadap satu keluarga beranggotakan tiga orang mati kelaparan di rumahnya. 

“Kami mengetuk pintu mereka untuk memberi mereka air, tetapi tak ada yang menjawab,” kata wanita yang namanya disamarkan menjadi Ji Yeon, mengutip dari BBC, Sabtu (17/6/2023).

Lantas bagaimana bahayanya kurang makan terhadap tubuh?  

Mengutip dari Style Craze, tubuh yang tak mendapatkan asupan makanan dalan jumlah cukup dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Kelaparan dapat dikaitkan dengan kondsi, seperti anoreksia dan berasal dari dismorfia tubuh. 

Ahli Gizi dan Pelatihan Kesehatan Holistik, Kristy Smith mengungkapkan, kelaparan dapat menyebabkan malnutrisi parah, hingga merusak organ serta tulang secara permanen. Akbatnya, otot menjadi mengecil. 

“Kelaparan memiliki efek drastis pada tubuh. Itu menghancurkan otot, tulang, kulit, dan organ tubuh. Kekurangan nutrisi menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan tubuh menjadi rentan terhadap sejumlah penyakit,” ungkap Kristy. 

Secara perlahan, metabolisme tubuh terganggu, menurunkan fungsi tubuh sebagaimana mestinya. Salah satu yang mungkin nampak pada wanita adalah kelaparan menyebabkan siklus menstruasi berantakan. 

Kelaparan menyebabkan sel-sel lemak menyusut. Kekurangan sel lemak menyebabkan kekurangan estrogen, hormon wanita. 

Adapun efek jangka panjang pada kelaparan adalah penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, gangguan mental bahkan terparahnya kematian. 

“Efek jangka panjang termasuk penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung. Ini juga menyebabkan gangguan elektrolit yang mengakibatkan kelemahan, kelelahan, atau terkadang bahkan depresi. Selain itu, itu menghasilkan detak jantung yang lambat dan tekanan darah rendah yang tidak normal,” tutur Kristy.