Penyakit sifilis atau raja singa tak melihat siapa saja pengidapnya, tak heran para ibu hamil pun bisa terinfeksi penyakit seksual menular ini. 

Menurut dr. Caroline dalam diskusi di laman Alodokter, selain lewat hubungan seksual, sifilis ini bisa disebabkan oleh transfusi darah hingga ibu ke janinnya dalam kandungan.

"Sifilis adalah penyakit menular seksual akibat bakteri Treponema pallidum. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui hubungan seksual, baik sesama jenis maupun lawan jenis. Selain melalui hubungan seksual, infeksi ini bisa ditularkan melalui transfusi darah dan juga dari ibu ke janin dalam kandungannya," tulisnya dalam diskusi tersebut dikutip Herstory.

Sementara itu, ibu hamil yang mengidap sifilis ini pun berhati-hati karena bisa berakibat buruk terhadap janin yang sedang dikandungnya, mulai dari keguguran hingga kematian setelah lahir.

"Sifilis yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran bahkan kematian bayi segera setelah lahir," jelasnya lagi.

Selain itu jenis sifilis kongenital pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan si kecil, tapi hal ini bisa diatasi dengan terapi untuk menangani Moms dari infeksi ini.

"Sifilis kongenital juga dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi, tetapi tergantung pada kapan terinfeksi sifilis dan juga apakah ibu sudah menerima terapi untuk menangani infeksi ini," tegasnya lagi.

Tak heran, dr. Carolina pun menyarankan untuk ibu hamil yang sudah didiagnosis sifilis segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Sp.OG) untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

"ibu hamil yang telah diketahui terinfeksi sifilis sebaiknya segera ditangani oleh dokter. Selain itu, pasangan seksual juga harus mendapat penanganan untuk mencegah ibu hamil terinfeksi kembali dan juga untuk kesehatan pasangan seksual ibu tersebut," ujarnya menutup diskusi tersebut.