Bayi obesitas: usia 10 bulan dengan berat badan 4 kilogram (Liputan6.com/ Edited by Herstory)
Moms, belakangan ini sejumlah kasus obesitas ekstrem terjadi di Indonesia. Seorang pria obesitas bernama Cipto Raharjo, berusia 45 tahun, memiliki berat badan 200 kilogram.
Sebelumnya, juga ada Ihwal Muhammad Fajri (26) yang obesitas dengan berat hampir 300 kilogram telah meninggal dunia pada Juni 2023 lalu.
Namun ternyata Moms, obesitas gak hanya terjadi pada orang dewasa, lho. Bahkan sejak usia balita anak juga dapat mengalami kondisi kelebihan berat badan itu.
Anak yang memiliki badan gemuk sekal memang menggemaskan ya, Moms. Tapi, kondisi tersebut juga harus diwaspadai karena si kecil berpotensi obesitas.
Gak boleh dianggap remeh, obesitas bisa menimbulkan berbagai penyakit berbahaya pada anak, seperti asma, sleep apnea, masalah tulang dan sendi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Mengutip dari CDC, Sabtu (8/7/2023) obesitas anak merupakan penyakit kompleks disebabkan banyak faktor yang berkontribusi, termasuk genetika, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur.
Dalam kasus terparahnya, anak obesitas akan tumbuh dengan potensi penyakit berbahaya, seperti stroke, kanker, kematian dini, dan penyakit mental (depresi klinis dan kecemasan).
Meskipun tak ada solusi untuk mengatasi obesitas, Moms bisa mencegahnya dengan sejumlah cara. Berikut ini upaya sehat mencegah obesitas sebagaimana sudah HerStory rangkum dari CDC.
Moms, sejak dini biasakan anak untuk mengenal makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran. Namun demikian, jangan hanya sekadar menyuruh si kecil untuk makan buah dan sayur ya Moms.
Si kecil cenderung meniru perilaku orangtuanya. Sebab itu, Moms harus mencontohkan makan buah dan sayur di depan anak.
Mengadopsi pola makan sehat membantu anak-anak mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat seiring bertambahnya usia. Guna mencapai nutrisi seimbang, Moms bisa memberikan si kecil tambahan biji-bijian, makanan protein, dan produk susu, seperti yogurt serta keju.
Baiknya, minimalisir konsumsi minuman manis, seperti soda, bubble tea, es krim, dan sejenisnya. Sebab, gula juga perperan dalam penambahan berat badan.
Tahukah Moms, anak yang sejak kecil aktif secara fisik akan tumbuh dengan otot dan tulang kiat. Mereka akan memiliki kebugaran kardiovaskular lebih baik, dan lemak tubuh rendah daripada anak yang gak aktif.
Anak-anak berusia 3-5 tahun harus aktif secara fisik sepanjang hari. Anak-anak berusia 6-17 tahun membutuhkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari.
Tidur yang baik membantu mencegah diabetes tipe 2, obesitas, cedera, dan masalah perilaku. Tahukah Moms, anak-anak yang gak cukup tidur berisiko mengalami kenaikan berat badan tak sehat.
Ini menyebabkan anak makan lebih banyak tapi kurang aktif secara fisik karena kekurangan energi. Anak-anak prasekolah membutuhkan 11-13 jam tidur per hari, termasuk tidur siang.
Anak-anak berusia 6–12 tahun membutuhkan 9–12 jam tidur tanpa gangguan pada malam hari. Sementara remaja 13–18 membutuhkan 8–10 jam.
Gak dipungkiri Moms anak-anak lebih tertarik dengan ponselnya. Namun, ini berbahaya bagi mereka.
Anak-anak terlalu banyak waktu layar dapat menyebabkan kurang tidur, penambahan berat badan, nilai lebih rendah di sekolah, dan kesehatan mental yang buruk. Sebab, saat asyik di depan layar anak cenderung selalu ingin ngemil.
Ini berpotensi menyebabkan si kecil makan berlebih dan berat badan naik secara tak sehat. Ganti screen time dengan aktivitas fisik, seperti bermain di taman atau bersepeda.
Hindari kebiasaan anak main gadget sebelum tidur karena berpotensi candu. Lebih baik, bacakan dongeng untuk meningkatkan kemampuan bahasa si kecil.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.