Menu

Screen Time Orang Indonesia Jadi yang Terlama di Dunia, Hati-hati Menyebabkan Mata Kering Beauty, Yuk Mulai Kurangi Beauty!

19 Juli 2023 16:25 WIB
Screen Time Orang Indonesia Jadi yang Terlama di Dunia, Hati-hati Menyebabkan Mata Kering Beauty, Yuk Mulai Kurangi Beauty!

Mata kering. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, prevalensi mata kering di Indonesia berada pada rentang 27,5 persen hingga 30,6 persen. Bahkan diperkirakan rasio tersebut bisa terus bertambah, lho!

Meski bukan hal yang membanggakan, nyatanya orang Indonesia mendapati screen time 7 jam 42 menit per hari, lebih tinggi dari rata-rata global (6 jam 37 menit). 

Padahal, terlalu lama menatap layar elektronik merupakan salah satu penyebab utama mata kering. Tentu hal tersebut sebaiknya dikurangi demi menjaga kesehatan mata.

Memperingati Bulan Kesadaran Mata Kering (berlangsung sepanjang Juli 2023), JEC Eye Hospitals and Clinics memperkenalkan kembali layanan terpadu unggulannya, yang khusus menangani mata kering: JEC Dry Eye Service.

“Banyak yang menyepelekan penyakit mata kering atau dry eye. Gak cuma prevalensinya tinggi, tetapi juga karena penderitanya gak mengalami gejala yang mengganggu secara signifikan," jelas DR Dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, selaku Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service JEC Hospitals and Clinics.

Mata kering yang tak tertangani dengan baik mengakibatkan penurunan kualitas hidup lantaran penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan optimal, dan menjadi bergantung pada obat-obatan.

"Bahkan, jika terus dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi. Kerusakannya bisa tergolong ringan sampai berat, dan berlangsung temporer maupun permanen,” papar dr. Tri saat media brief, Selasa (18/7/2023).

Bersifat multifaktorial, dry eye merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, disertai berbagai gejala.

Selain itu, adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Umumnya penderita dry eye merasakan kondisi mata yang tidak nyaman, seperti mengganjal, sering merah, berair, terasa kering, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket dan sering mengucek mata. 

“Timbulnya gejala saja gak cukup dalam menilai seseorang terkena dry eye atau tidak. Berdasarkan temuan kami di JEC, hanya 60 persen pasien dry eye yang memiliki gejala. Artinya, lebih dari sepertiga pasien tidak bergejala dan tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami dry eye, yaitu sekitar 37 persen,” tutup dr. Tri.

Bahkan selama 2022 terjadi lonjakan pasien dry eye sebesar 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam kurun empat tahun terakhir (2019-2022), JEC telah menangani lebih dari empat ribu pasien gangguan mata kering. 

Baca Juga: Wajib Diperhatikan! Ini 3 Masalah Tidur pada Anak Akibat Screen Time, Jangan Sampai Kebeblasan Ya Moms!

Baca Juga: Mata Kering Bisa Jadi Penyebab Kerusakan, Begini Tips Agar Mata Gak Gampang Iritasi!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.