Ilustrasi begadang (Shutterstock)
Gak dipungkiri padatnya aktivitas membuat kita terkadang menyelesaikan pekerjaan di malam hari. Akibatnya, tubuh menjadi kurang istirahat yang berpengaruh pada kondisi kesehatan.
Baru-baru ini, seorang ahli juga mengungkapkan, ada penelitian yang menyebut, kurang tidur bisa menurunkan fungsi kognitif otak meskipun seseorang rutin berolahraga.
Seorang Profesor Kinesiologi dan Afiliasi Fakultas di Pusat Penelitian Penyakit Alzheimer Wisconsin di Universitas Wisconsin-Madison, Jill Barnes mengungkapkan, tidur dan olahraga masing-masing memengaruhi fungsi kognitif kesehatan otak.
“Meski otak memberikan kesempatan meningkatkan fungsi kognitif, jika Anda kurang tidur, itu dapat membatalkan dorongan itu,” ungkap Barnes, sebagaimana HerStory kutip dari Health, Jumat (21/7/2023).
Sebelumnya, berbagai penelitian telah menghubungkan tidur dan olahraga dengan peningkatan fungsi kognitif. Lebih lanjut para peneliti di Inggris ingin lebih memahami bagaimana dua aktivitas itu masing-masing memengaruhi otak.
Untuk menentukan bagaimana tidur dan olahraga bekerja sama, penulis studi menggunakan data dari hampir 9.000 orang dewasa berusia 50 hingga 95 tahun yang diikuti selama lebih dari 10 tahun.
Ini merupakan sebagai bagian dari Studi Longitudinal Inggris tentang Penuaan. Kelompok tersebut gak termasuk siapa pun yang telah didiagnosis menderita demensia atau memiliki tanda-tanda penurunan kognitif di awal.
Peneliti menemukan, orang-orang yang aktif secara fisik dan tidur enam hingga delapan jam setiap malam memiliki fungsi kognitif lebih baik seiring bertambahnya usia. Sementara orang yang aktif secara fisik tapi kurang tidur memiliki fungsi kognitif kurang.
"Ada ide olahraga memperbaiki segalanya, dan kami tahu jika olahraga itu penting. Tapi kebiasaan gaya hidup lain (seperti tidur) yang dikombinasikan dengan olahraga adalah kunci untuk kesehatan, termasuk otak,” tutur Barnes.
Menurut Direktur Pengobatan Tidur dan Perilaku di Cleveland Clinic, Michelle Drerup, tidur memainkan peran utama dalam membersihkan racun dari otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
Racun yang disebut beta-amiloid, diproduksi beberapa jenis sel yang berbeda dalam tubuh, termasuk neuron. Penelitian sebelumnya telah menemukan, selama tidur, racun ini tampaknya dihilangkan melalui sistem limfatik.
“Jika gak cukup tidur, racun juga tak akan dihilangkan. Jika gak dihilangkan, beta-amiloid menumpuk di otak, membentuk kelompok plak yang mengganggu sinyal yang ditransmisikan neuron satu sama lain, yang berkontribusi pada penurunan kognitif,” kata Drerup.
Perlu diketahui Beauty, endapan beta-amiloid ditemukan di otak orang dengan penyakit Alzheimer. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan untuk mendapatkan sekitar 2,5 jam olahraga sedang setiap minggu.
Misalnya, olahraga ringan dengan jalan kaki setiap hari secara bertahap meningkatkan fungsi kognitif otak dengan berkelanjutan.
Institut Kesehatan Nasional (NIH) merekomendasikan orang dewasa untuk tidur antara tujuh dan sembilan jam setiap malam. Tidur 5 atau 10 menit lebih awal, di malam hari dapat perlahan-lahan menyesuaikan jadwal tidur secara teratur.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.