Ilustrasi perempuan terkena osteoporosis (Freepik.com/tirachard)
Moms, tanpa kita sadari seiring bertambahnya usia, perlahan tubuh mengalami banyak perubahan. Salah satunya, pengeroposan tulang.
Seperti yang kita tahu, pengeroposan tulang atau osteoporisis merupakan penyakit berbahaya. Pasalnya, perlahan tubuh akan semakin bungkuk.
Lebih parahnya lagi, jika osteoporosis tidak ditangani segera, maka bisa menyebabkan patah tulang. Ada beberapa gejala yang terlihat dari pengidap osteoporosis.
Menurut dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR (K), salah satu gejala yang bisa terlihat adalah penurunan tinggi badan.
"Kadang-kadang pada usia ke 40-50 kenapa ini kok tubuhnya makin membungkuk. Kok tinggi badannya turun 4 cm," ucap dr Tirza beberapa waktu lalu.
Selain menurunnya tinggi badan, postur tubuh yang semakin membungkuk bisa menjadi salah satu tanda adanya penyakit osteoporosis. Namun Moms, osteoporosis tak hanya dialami oleh orang tua atau lanjut usia (lansia).
Anak muda sekalipun juga bisa terkena osteoporosis. Menurut dr.Tirza, gejala osteoporosis pada anak muda bisa ditandai dengan rasa nyeri di bagian punggung.
"Sering satu pada usia muda itu, 'kok ada nyeri ini pada tulang belakang'. Itu bisa silent ya osteoporosis. Ada juga (gejala) yang silent atau tidak nyeri," jelas dr Tirza.
Di kesempatan yang sama, dr. Tirza mengimbau masyarakat untuk memastikan kesehatan tulang dengan melakukan pemeriksaan dini.
Informasi mengenai pemeriksaan dini untuk osteoporosis ada di halaman selanjutnya ya!
Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya komplikasi atau perburukan dari penyakit osteoporosis, khususnya untuk masyarakat yang sudah tergolong lansia.
"BMD (bone mineral densitometry) wajib juga ya. Kita mengharapkannya screening itu 6 bulan sekali kalau sudah masuk kategori lansia," jelas dr. Tirza.
"Dan ada juga ada yang namanya one minute osteoporosis test itu ada pertanyaan-pertanyaan. Itu ada di puskesmas. Pertanyaan yang menyatakan kita ini memang mengalami osteoporosis atau tidak. Satu menit aja itu," sambung dr Tirza.
Selain kedua tes tersebut, dr Tirza juga menyarankan pemeriksaan risiko fraktur pada tulang dengan melakukan screening dengan metode FRAX (fracture risk assessment tool).
"Ada juga FRAX namanya untuk menilai osteoporosis ini bagaimana 10 tahun ke depan risiko terjadi fraktur seperti itu. Jadi udah banyak ini pemeriksaan-pemeriksaan dini yang bisa dicoba," tutup dr. Tirza.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.