Menu

5 Gejala Sindrom Kelelahan Kronis yang Jarang Orang Tahu, Apa Saja Sih? Kepoin Yuk Beauty..

01 Agustus 2023 13:10 WIB
5 Gejala Sindrom Kelelahan Kronis yang Jarang Orang Tahu, Apa Saja Sih? Kepoin Yuk Beauty..

Ilustrasi wanita sedang lelah (Shutterstock/Istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty, saat tubuh tetap terasa lelah meski sudah beristirahat atau bahkan tidur, bisa jadi kamu mengalami sindrom kelelahan kronis. 

Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom kelelahan kronis atau Chronic Fatigue Syndrome (CFS) adalah gangguan yang ditandai dengan kelelahan ekstrem. Bisa memburuk dengan aktivitas fisik atau mental dan tidak membaik setelah istirahat. 

Di mana gejala awal sindrom kelelahan kronis yaitu kelelahan ekstrem, sulit tidur dan masalah dengan memori serta konsentrasi yang dialami oleh penderitanya. 

Selain 3 gejala di atas, sindrom kelelahan kronis dapat menyebabkan gejala-gejala lain yang juga umum dialami. Beberapa di antaranya adalah: 

  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Gejala seperti flu
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur (jantung berdebar-debar) 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sindrom kelelahan kronis sulit untuk didiagnosis dan diprediksi karena gejalanya mungkin mirip dengan banyak penyakit lain. 

Gejala sindrom kelelahan kronis juga mungkin muncul dan hilang tiba-tiba atau mungkin tingkat keparahannya berubah dari waktu ke waktu.  

Sayangnya, belum ada tes yang dapat dilakukan untuk memastikan sindrom kelelahan kronis. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh untuk membedakan sindrom kelelahan kronis dari penyakit lain. 

Dilansir dari CDC, pengobatan khusus untuk sindrom kelelahan kronis belum tersedia. Penanganan kondisi ini biasanya fokus untuk meredakan atau mengelola gejala yang dialami oleh pasien. 

Sindrom kelelahan kronis bisa menyebabkan masalah lain, termasuk depresi, stres, dan kecemasan. Gejala sindrom kelelahan kronis juga dapat ditangani tanpa obat. 

Seperti mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, berolahraga rutin dengan meningkatkan intensitas secara bertahap, dan terapi kognitif adalah alternatif yang dapat dicoba oleh penderita.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan