Menu

Tiati Moms, Studi Ungkap Polusi Udara Bisa Jadi Biang Kerok Radang Usus pada Anak, Kok Bisa?

25 Agustus 2023 21:25 WIB
Tiati Moms, Studi Ungkap Polusi Udara Bisa Jadi Biang Kerok Radang Usus pada Anak, Kok Bisa?

Ilustrasi seseorang mengidap radang usus (Freepik/Benzoix)

HerStory, Jakarta —

Dampak polusi udara terhadap kesehatan sangat berbahaya. Baru-baru ini, sebuah studi baru dari B.C. Rumah Sakit Anak (BCCH) mengaitkan polusi udara dan pestisida pertanian dengan penyakit radang usus pediatrik (IBD) pada anak-anak. 

Studi ini melihat data pasien BCCH dari 2001 hingga 2016 untuk menentukan titik panas geografis untuk PIBD. Lalu, data digunakan untuk menentukan faktor genetik dan lingkungan apa yang dapat meningkatkan risiko pengembangan gangguan tersebut.

IBD adalah sekelompok gangguan kronis, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, yang menyebabkan peradangan di usus kecil atau besar.

Tanda dan gejala umum penyakit Crohn dan kolitis ulserativa termasuk diare, kelelahan, sakit perut, kram, darah di tinja, nafsu makan berkurang, hingga penurunan berat badan.

Seorang ahli gastroenterologi pediatrik dan peneliti, Kevan Jacobson mengatakan, penelitian ini adalah langkah pertama untuk memahami efek IBD pada warga British Columbia. 

"Memahami penyakit ini memungkinkan kami untuk memberikan perawatan terbaik dan membantu keluarga memahami mengapa mereka atau anggota keluarga terkena penyakit," kata Kevan, sebagaimana dikutip dari CBC. 

Jacobson mengatakan, IBD pediatrik telah meningkat sejak 2018. Laporan dampak tahun 2023 oleh Crohn's and Colitis Canada menyatakan, 0,8 persen orang Kanada memiliki IBD, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 1,1 persen dari populasi atau 470.000 orang pada 2035.

Analisis lebih lanjut menemukan, partikel halus polutan lebih mungkin meningkatkan risiko IBD. Kevan mengatakan, studi tersebut juga menentukan populasi Asia Selatan berisiko lebih tinggi terkena IBD, karena polusi tinggi. 

Universitas British Columbia, profesor Kelly McNagny, mengatakan, genetika juga memainkan peran besar dalam menentukan apakah pasien akan mengembangkan IBD.

"Ada komponen genetik, tetapi kemudian juga ketika pindah ke lingkungan baru yang mungkin meningkatkan kerentanan IBD lebih jauh. Terutama yang tinggal di lingkungan di mana mereka terpapar lebih banyak polutan. Sementara penelitian sedang berlangsung untuk pengobatan untuk IBD,” tutup Kelly. 

Baca Juga: Studi Sebut Paparan Polisi Sebabkan Penuaan Dini Pada Kulit, Ini Biang Keroknya...

Baca Juga: Waspada! Polusi Udara Berisiko Ganggu Kesuburan hingga Sebabkan Keguguran, Kok Bisa?! Begini Kata Pakar Seksolog!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.