Kondisi polusi udara Jakarta yang tak kunjung membaik kan berisiko terhadap kesehatan. Baru-baru ini, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, paparan polusi udara yang masuk ke tubuh dapat berpengaruh pada pembuluh darah. 

Menkes Budi menuturkan, terdapat lima jenis polutan menjadi perhatian Kementerian Kesehatan, yang terdiri dari tiga polutan gas dan dua polutan particulate matters. 

“Pertama, gasnya adalah SOx sulfur, CO, dan NOx. Jadi nitrogen oksida, karbon sama sulfur. Yang partikel itu ada PM10 dan PM2.5. Nah, bahaya di kesehatan itu yang PM2.5 karena dia masuk masuk ke pembuluh alveolus di paru. Dan itu menyebabkan pneumonia terjadi,” ungkapnya, sebagaimana di kutip HerStory dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/8/2023). 

Sebagaimana diungkap dalam Studi Multi-Etnis Studi Polusi Udara Aterosklerosis (MESA Air), paparan jangka panjang partikel dan nitrogen oksida dapat menuakan pembuluh darah sebelum waktunya dan berkontribusi pada penumpukan kalsium lebih cepat di arteri koroner.

Terdapat hubungan langsung antara polusi udara dan aterosklerosis. Ini merupakan penumpukan plak di arteri koroner yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Penumpukan kalsium ini dapat membatasi aliran darah ke jantung dan pembuluh darah utama lainnya. Akibatnya, meningkatkan kemungkinan kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.

Sebab itu, Menkes Budi menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker jenis tertentu untuk memblokir paparan polusi secara langsung ke pernapasan. 

“Polusi udara bisa diblok dengan masker, tapi maskernya mesti yang KF94 atau KN95 minimum. Masker memiliki kerekatan untuk menahan PM2.5. Itu (polutan) bisa masuk paru dan masuk pembuluh darah jadi perlu masker yang kelasnya KF94 atau KN95,” tutur Menkes Budi. 

Baca Juga: Ahli Ungkkap Jenis Masker Paling Efektif untuk Menangkal PM2.5, Catat Beauty!

Baca Juga: Studi Sebut Paparan Polisi Sebabkan Penuaan Dini Pada Kulit, Ini Biang Keroknya...