Kadar diabetes yang meningkat umumnya disebabkan oleh asupan gula terlalu tinggi. Namun ternyata, kondisi polusi udara juga menjadi salah satu penyebab meningkatkan diabetes tipe 2. 

Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Juni 2020, di Perspektif Kesehatan Lingkungan, kualitas udara yang dihirup berperan dalam risiko penyakit, termasuk kemampuan tubuh dalam menstabilkan gula darah. 

Seorang Apoteker Klinis dan Juru Bicara Asosiasi Spesialis Perawatan dan Pendidikan Diabetes, Melissa Young mengatakan, polusi udara di kota berperan dalam mengubah bakteri usus dan meningkatkan risiko diabetes.

“Dalam perawatan diabetes, kami fokus pada di mana seseorang tinggal, bagaimana lingkungannya, dan bagaimana pola hidupnya,” tutur Young, sebagaimana dikutip dari Everyday Health, Selasa (29/8/2023). 

Asisten profesor di Universitas Colorado di Boulder, Tanya Alderete, menemukan, peningkatkan polusi udara menjadi faktor risiko diabetes tipe 2 seperti penurunan insulin termasuk pada anak-anak. 

“Mengapa polusi udara begitu buruk? Polusi membawa partikel halus, termasuk logam dan racun lainnya. Peradangan dari partikel halus dalam polusi udara meningkatkan risiko diabetes tipe 2,” kata Tanya. 

Tanya menyebut, polusi udara mengubah usus dengan cara tak sehat. Apa lagi jika seseorang memiliki pola makan yang buruk, aktivitas fisik rendah, itu meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 

“Oleh karena itu orang harus mencoba membatasi paparan polusi udara dari lalu lintas dan industri sebanyak mungkin. Cobalah berolahraga jauh dari paparan polusi. Tak salah untuk memeriksa tingkat kualitas udara sebelum pergi keluar untuk berolahraga,” ucap Tanya. 

Orang yang sudah menderita diabetes juga lebih sensitif terhadap partikel halus dalam asap. Mengingat prevalensi penyakit jantung yang tinggi. Dalam hal ini, penggunaan masker menjadi solusi terbaik. 

Baca Juga: Studi Sebut Paparan Polisi Sebabkan Penuaan Dini Pada Kulit, Ini Biang Keroknya...

Baca Juga: Waspada! Polusi Udara Berisiko Ganggu Kesuburan hingga Sebabkan Keguguran, Kok Bisa?! Begini Kata Pakar Seksolog!