Menu

Ternyata Oh Ternyata… Ini Sederet Alasan Diaspora RI Enggan Kembali Ke Tanah Air, Kira-kira Apa Ya Beauty?

01 September 2023 15:34 WIB
Ternyata Oh Ternyata… Ini Sederet Alasan Diaspora RI Enggan Kembali Ke Tanah Air, Kira-kira Apa Ya Beauty?

Ilustrasi diaspora Indonesia. (iStockphoto/PrathanChorruangsak)

HerStory, Jakarta —

Beauty, perusahaan perekrutan profesional, Robert Walters, meluncurkan sebuah laporan yang mengulas kesiapan orang Indonesia perantauan, atau yang dikenal sebagai diaspora Indonesia, untuk pulang ke Tanah Air.

Salah satu temuan utama menyebutkan 3 dari 5 (60%) dari diaspora Indonesia menyatakan berencana untuk kembali ke Tanah Air dalam 5 tahun ke depan. Temuan ini menunjukkan adanya kenaikan dari data sebelumnya di tahun 2021, yang mencatat hanya 46% responden yang mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia. Lebih lanjut, ditemukan ada 56% diaspora Indonesia dari survei ini menyatakan bahwa situasi ekonomi memengaruhi keputusan mereka untuk menetap di luar negeri ataupun kembali ke Indonesia.

“Banyaknya diaspora Indonesia yang membangun karir di luar negeri menunjukkan adanya pengakuan akan keunggulan kompetitif talenta lokal di pasar kerja internasional. Hal inilah yang coba kami tangkap untuk memberikan pemahaman kepada para penyedia lapangan kerja dan pemilik perusahaan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kembali talenta-talenta ini saat siap kembali ke Tanah Air,” ungkap Country Head Robert Walters Indonesia, Eric Mary, dalam keterangan resminya, Jumat (1/9/2023).

Adanya kenaikan minat diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keinginan untuk mengurus orang tua dan tinggal lebih dekat dengan kerabat/pasangan di Indonesia (68%), adanya hubungan emosi, sosial, dan kultural yang mendalam dengan Indonesia (36%), peluang pekerjaan yang menarik (29%), ingin memberikan sumbangsih pada negara (25%), dan keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di Indonesia (20%).

Keinginan ini pun diperkuat dengan adanya pengaruh faktor ekonomi yang dianggap memberikan sentimen positif, yaitu keyakinan pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia (65%), meningkatnya permintaan akan kompetensi spesifik (skillset) di Indonesia (45%), peluang untuk berbisnis/berwirausaha (37%), dan munculnya industri baru yang cocok dengan keahlian (29%).

Sementara dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, survei Robert Walters menemukan sebanyak 35% diaspora Indonesiamenyatakan enggan untuk kembali ke Indonesia.

Lima alasan utama yang menghalangi keinginan untuk pulang ini diantaranya; adanya perbedaan standar besaran kompensasi dan manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan asing dibandingkan dengan perusahaan di Indonesia (68%), dan kualitas hidup di Indonesia dari segi fasilitas publik, faktor keamanan, serta fasilitas masyarakat yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di negara asing (45%).

Selain itu, situasi sosial di Indonesia juga dinilai kurang menguntungkan, dilihat dari segi tingkat keamanan publik, stabilitas politik, serta isu rasial (39%).Beberapa faktor lain seperti kurangnya peluang pekerjaan untuk beberapa keahlian, adanya perbedaan budaya dan sistem bekerja (36%), serta keluarga yang telah beradaptasi dengan kehidupan di negara asing (24%) turut memengaruhi para diaspora Indonesia enggan kembali pulang.

Ditinjau dari faktor ekonomi, keengganan ini diperkuat dengan beberapa alasan pendukung lainnya seperti anggapan di mana kompetensi ahli lebih dihargai di luar negeri (66%), pemasukan di negara asing yanglebih berimbang dengan biaya hidup yang dikeluarkan (56%), ekonomi luar negeri yang lebih stabil (49%), serta inisiatif dan insentif pemerintah luar negeri yang lebih baik(35%).

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.