Menu

Anak-anak dan Lansia Rentan Alami MARSI, Begini Penjelasan Dokter

04 September 2023 09:25 WIB
Anak-anak dan Lansia Rentan Alami MARSI, Begini Penjelasan Dokter

Ilustrasi terluka (freefik/Prostooleh)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tentu kita sudah tak asing dengan penggunaan plester atau perekat medis, benda yang umum digunakan saat mengalami luka ringan, pasca operasi atau bahkan digunakan untuk merekatkan selang infus dan alat bantu napas.

Sayangnya, penggunaan plester seringkali menimbulkan masalah baru seperti munculnya MARSI (Medical Adhesive-Related Skin Injury) yang merupakan cedera kulit akibat perekat medis atau plester.

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dari segala kelompok usia, tapi anak-anak dan lansia menjadi yang paling rentan. Pasien yang dirawat di ICU ada sekitar 25% pasien yang mengalami MARSI, pada anak-anak kurang lebih 12%, sedangkan pada lansia mencapai 60%.

Terjadinya MARSI bukan hal yang sepele, karena efek yang ditimbulkan dapat merugikan penderitanya."Ini memberikan dampak yang tidak kecil, pasien pasti akan merasakan nyeri kalau kulit luka robek atau mengelupas. Sarafnya akan terancam, ditiup saja nyeri apalagi dipegang itu nyeri," ungkap dr. Heri Setyanto, Sp.B, FinaCS, dari Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) dalam media brief, beberapa waktu lalu.

Selain itu, MARSI juga berisiko timbulnya infeksi yang membuat adanya luka baru di sekitar luka awal. Sehingga menyebabkan proses penyembuhan luka lebih lama.

"Kalau di sekitar luka itu ada gangguan seperti luka baru, maka akan mengganggu penyembuhan luka asli di tengah dan itu yang membuat masa pulih pasien jadi lebih panjang," sambung dr Heri.

Di mana kualitas hidup pasien pun juga akan menurun, karena perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut dan tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. MARSI yang biasa dijumpai berupa kulit lecet dengan permukaan kulit yang sobek atau terangkat.

Bahkan ada juga yang mirip luka bakar tingkat dua atau pun infeksi kulit yang disertai nanah di setiap ujungnya. Dalam kesempatan yang sama Pakar dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dr. Maylita Sari, Sp.KK, FINSDV, menjelaskan salah satu penyebab utama terjadinya MARSI adalah pemilihan plester yang kurang tepat.

"Karakteristik perekat medis atau plester yang perlu dipertimbangkan adalah kekutan rekat, kelembutan, bahan yang berpori (breathable), dan elastisitas," jelas dr Maylita.

"Intinya pemilihan perekat medis harus dapat mengakomodasi kebutuhan tujuan perekat medis atau plester, lokasi anatomis, dan kondisi yang terjadi pada kulit," tambah dr Maylita.

Selain jenis plester, ada juga beberapa faktor risiko lainnya yang memicu MARSI seperti usia yang terlalu muda atau tua, kondisi kulit yang kering, status gizi, dan frekuensi digantinya plester.

Apabila sudah terjadi MARSI, menurut dokter Heri, perawatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung dengan jenis kerusakan kulit yang timbul.

"Kalau seperti luka bakar, maka dirawat seperti luka bakar. Kalau luka robek seperti luka robek (dirawatnya). Demikian juga untuk luka infeksi, kalau lokal kita hanya kasih antiseptik lokal," tutur dr Maylita.

Sedangkan jika infeksinya berdampak pada seluruh tubuh, penggunaan antibiotik untuk mengatasinya. Perawatan tersebut sepenuhnya dilakukan oleh tenaga medis.

Sedangkan pihak keluarga, diharapkan tidak melakukan tindakan yang mungkin membuat kondisi memburuk seperti mengoleskan obat tradisional.

Sebaliknya, justru menjaga agar kondisi kulit pasien tidak terlalu kering atau lembab, dan selalu dalam keadaan bersih.

Baca Juga: Makin Cantik dan Glowing, Ini 5 Cara Mudah Hempas Bekas Luka Membandel Anti Repot, Tertarik Coba Gak Beauty?

Baca Juga: Cara Menyembuhkan dan Menyamarkan Luka dengan lidah Buaya, Barengi dengan Scrubbing ya Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.