Menu

Kasus Gagal Ginjal Terus Naik, Aman Gak Sih Orang Hidup Hanya dengan Satu Ginjal? Simak Yuk Penjelasannya...

04 September 2023 11:25 WIB
Kasus Gagal Ginjal Terus Naik, Aman Gak Sih Orang Hidup Hanya dengan Satu Ginjal? Simak Yuk Penjelasannya...

Ilustrasi Ginjal. (Unsplash/Robina Weermeijer)

HerStory, Jakarta —

Kenaikan kasus gagal ginjal belakangan menyebabkan rasa kekhawatiran pada beberapa orang. Gagal ginjal bisa terjadi secara mendadak “acute” atau secara bertahap lebih dari 3 bulan bahkan bertahun “chronis” yang disebut Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

Di Indonesia diperkirakan PGK berkisar 10%, artinya satu diantara 10 orang penduduk mengalami PGK. PGK sering tidak bergejala pada awalnya, berlangsung secara senyap (“silent”) tapi progressif dan berakhir pada gagal ginjal tahap akhir (tahap 5).

Berdasarkan laporan (IRR=Indonesian Renal Registry, tahun 1918) penyebab utama PGK adalah hipertensi (36%), diabetes (28%), radang ginjal/ glomerulonephritis (GN) (10%), infeksi (3%) dan penyebab lain misal batu (1%), kista (1%), asam urat (1%) dan lainnya.

Menurut dr. Tunggul Diapari Situmorang, Sp.PD-KGH, Konsultan Ginjal Hipertensi Eka Hospital BSD, PGK bisa dicegah, dikendalikan (diobati) sehingga tidak sampai gagal ginjal tahap akhir.

"Tahapan berat ringannya sakit ginjal didasarkan atas tingkat fungsi ginjal (laju filtrasi glomerulus /LFG) dalam satuan mili-liter per menit (ml/m) yang sering dianalogikan sebagai persentasi fungsi ginjal dalam persen," tutur dr Tunggul dalam siaran persnya, Senin (4/9/2023).

Lantas, apa yang dimaksud Penyakit Ginjal Kronis?

PGK diklasifikasikan menjadi 5 tahap (grade), yaitu; tahap 1 bila fungsinya > 90 ml/m, tahap 2 bila fungsinya antara 60-90 ml/m, tahap 3 bila fungsinya 30-60 ml/m, tahap 4 bila fungsinya 15-30 ml/m dan tahap 5.

Pada tahap 5 di mana fungsi ginjal sudah kurang dari 15 ml/menit (sering di-analogikan ≤ 15 %.) Pada tahap 5 ini seseorang sudah dianjurkan untuk menjalani Terapi Pengganti Ginjal (TPG).

Pilihan TPG yang tersedia dan dapat dilakukan misalnya dialisis, biasa disebut cuci darah atau dengan melakukan transplantasi (cangkok ginjal). "TPG paling ideal adalah transplantasi ginjal, karena ginjal sehat yang baru bisa menggantikan semua fungsi ginjal yang sudah gagal," sambung dr. Tunggul.

Dalam hal transplantasi ginjal, yang menerima (resipient) maupun yang memberikan ginjalnya (donor), masing-masing hidup dengan satu ginjal yang berfungsi dengan baik. Sehingga orang yang akan mendonasikan ginjalnya harus diperiksa dengan teliti dan cermat, dalam kondisi sehat dan kedua ginjal berfungsi baik.

"Pendonor akan tetap sehat dan hidup secara normal meski mendonorkan satu ginjalanya kepada orang lain," tambah dr Tunggul.

Kriteria seseorang dinyatakan layak menjadi pendonor ginjal yaitu berusia antara 18-60 tahun dengan fungsi ginjal ≥ 80 ml/m, tidak memiliki penyakit maupun “faktor resiko” yang potensial akan berpengaruh buruk terhadap ginjalnya.

"Misal penyakit hipertensi, sakit gula (DM), pernah/ memiliki riwayat sakit ginjal seperti batu ginjal, sakit auto-imun atau penyakit lainnya. Perilaku hidup tak sehat seperti sering mengonsumsi alkohol atau tidak menjaga kesehatan secara baik, tidak akan bisa menjadi pendonor ginjal," tutup dr Tunggul.

Baca Juga: Bisa Menyaring Zat-zat Berbahaya, Ini 4 Penyakit yang Membutuhkan Cuci Darah Beauty, Bukan Cuma Masalah Ginjal Lho!

Baca Juga: 6 Tips Gaya Hidup yang Harus Dijalankan bagi Beauty yang Punya Satu Ginjal, Nomor 4 Penting Banget Nih!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah