Menu

Gak Bisa Diabaikan! Ini 4 Gejala Hip Dysplasia, Gangguan Pada Panggul Bayi yang Bisa Hambat Tumbang Si Kecil, Ini Moms Biang Keroknya...

03 Oktober 2023 17:25 WIB
Gak Bisa Diabaikan! Ini 4 Gejala Hip Dysplasia, Gangguan Pada Panggul Bayi yang Bisa Hambat Tumbang Si Kecil, Ini Moms Biang Keroknya...

Gangguan Hip Dysplasia pada Bayi (dok. istimewa)

HerStory, Jakarta —

Moms pasti setiap waktunya selalu menunggu tumbuh kembang si kecil kan? 

Melihat proses pertumbuhan seorang anak selalu membuat kagum dan bahagia bagi para Ayah dan Ibu. Proses ini ketika si kecil mulai mengangkat kepala sendiri, merangkak, hingga bisa berjalan secara aktif, biasanya dimulai saat mereka menginjak usia 1-2 tahun dan tentunya tidak terjadi begitu saja dalam sekejap. Proses berjalan memang cukup memakan waktu hingga akhirnya si kecil dapat berjalan sendiri dengan tegap.

Namun proses itu bisa saja terhambat apabila mereka mengalami hip dysplasia, sebuah gangguan pada panggul yang terjadi cukup umum pada bayi. Hip dysplasia atau biasa dikenal dengan istilah bayi lepas panggul adalah gangguan pada panggul yang menyebabkan sendi panggul yang berbentuk seperti soket tidak memegang bagian bola tulang paha atas sepenuhnya. Hal ini memungkinkan sendi panggul mengalami dislokasi sebagian atau seluruhnya.

Kondisi ini sebaiknya jangan disepelekan karena bisa berdampak pada proses pertumbuhan dan juga kenyamanan si kecil.

Penyebab dari Hip Dysplasia

Belum diketahui secara pasti apa yang bisa menyebabkan seorang anak bisa mengalami panggul lepas, namun biasanya kondisi ini sudah dapat berkembang ketika mereka telah dilahirkan yang dinamakan sebagai Developmental dysplasia. 

Developmental dysplasia sendiri merupakan gangguan perkembangan panggul pada bayi yang dapat terjadi karena karena beberapa faktor. Meski bisa dialami oleh semua anak, menurut keterangan resmi yang diterima Herstory dari dr. Patar Parmonangan Oppusunggu, Sp.OT (K) sebagai Konsultan Orthopedi Anak Eka Hospital BSD, ternyata ada beberapa faktor yang dipercaya dapat meningkatkan risiko developmental dysplasia pada si kecil, seperti:

  1. Berjenis kelamin perempuan, anak perempuan diketahui memiliki risiko hip dysplasia 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki karena secara biologis perempuan memiliki ukuran panggul yang lebih besar daripada laki-laki.
  2. Anak sulung, anak pertama diketahui juga memiliki risiko hip dysplasia yang lebih tinggi karena kondisi rahim ibu yang masih ketat dan kencang saat pertama kali mengandung.
  3. Kehamilan bayi sungsang, ketika bayi dalam posisi terbalik di dalam rahim dimana bokong yang menghadap ke bawah dan bukan kepala.
  4. Pengaruh faktor genetik, seperti memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami hip dysplasia sebelumnya. 

Selain itu, hip dysplasia juga bisa diketahui dapat terjadi karena kebiasaan membedong yang kurang baik pada si kecil. Membedong adalah teknik membalut tubuh si kecil dengan kain untuk menjaga suhu dan posisinya tetap terjaga.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.