Illustrasi Organ Intim Pria dan Wanita (Freepik/Edited by HerStory)
Kualitas bercinta akan sangat berpengaruh jika Mr.P yang dimiliki PakSu itu loyo, benarkah demikian Moms?
Sebab hubungan seks tak bisa memuaskan bila Mr P sendiri malah tidak bisa 'berdiri'. Dalam istilah medis, kondisi seperti itu bisa jadi tanda dari disfungsi ereksi.
Mengutip sindikasi Suara.com, ternyata Pakar kesehatan seksual Professor Geoff Hackett pernah mengatakan kepada The Huffington Post bahwa ada lima gaya hidup yang paling umum sebabkan disfungsi ereksi.
Secara alami, disfungsi ereksi memang bisa terjadi seiring pria bertambah tua. Tetapi kondisi itu bisa semakin cepat terjadi saat masih usia produktif akibat sejumlah gaya hidup berikut ini:
Mengonsumsi makanan berlemak seperti lemak hewani jenuh, lemak trans, dan kolesterol dapat menyebabkan aterosklerosis pada jantung, yaitu ketika lemak menyumbat dinding arteri sehingga jadi menyempit. Kondisi terburuk yang bisa terjadi ialah dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Mengonsumsi makanan yang manis-manis membuat gula darah naik dan menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkannya kembali.
“Semakin banyak gula yang Anda makan, semakin sering siklus ini terjadi dan semakin besar kemungkinan berdampak pada kesehatan seksual,” kata Hackett.
Ia juga menjelaskan bahwa disfungsi ereksi juga bisa jadi gejala diabetes. Sehingga sebaiknya lakukan pengecekan gula darah juga.
Meskipun alkohol menurunkan penghambatan, zat tersebut juga dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol serta menurunkan testosteron, yang semuanya dapat memengaruhi kinerja seksual.
Hackett mengatakan bahwa steroid anabolik dan suplemen tertentu untuk kinerja atletik dan antidepresan juga dapat memengaruhi hasrat dan menunda ejakulasi.
Nikotin dalam rokok bersifat vasokonstriktor, artinya membatasi aliran darah ke arteri. Hackett menyampaikan bahwa perokok berisiko alami disfungsi ereksi akibat rokok karena menyebabkan pembuluh darah kecil di penis tersumbat.
Stres dapat memengaruhi hormon dan menurunkan libido, jelas Hackett. Stres dikaitkan dengan peningkatan kadar adrenalin yang menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi juga mempengaruhi produksi hormon seks, terutama testosteron, yang dapat menurunkan libido. Selain adrenalin, hormon stres kortisol juga mempengaruhi produksi testosteron.
Catatan: Artikel ini merupakan sindikasi konten Herstory dengan Suara.com.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.