Menu

The Faces of Indonesia: Persembahan Ciamik dari The Apurva Kempinski Bali untuk Menjaga Warisan Budaya Tanah Air, Seperti Apa?

07 Desember 2023 16:00 WIB
The Faces of Indonesia: Persembahan Ciamik dari The Apurva Kempinski Bali untuk Menjaga Warisan Budaya Tanah Air, Seperti Apa?

The Apurva Kempinski Bali hadirkan The Faces of Indonesia yang berkolaborasi dengan seniman topeng (dok. istimewa)

HerStory, Jakarta —

The Apurva Kempinski Bali selalu mempersembahkan kolaborasi yang sarat akan perayaan seni, sarana edukasi, dan juga penuh akan pemahaman mendalam mengenai budaya Indonesia. Keindahan Indonesia ditampilkan dalam berbagai rangkaian acara yang spektakuler dalam sepanjang tahun 2023. 

Terbaru, The Apurva Kempinski Bali pun kembali menghadirkan event The Faces of Indonesia. Kali ini The Apurva Kempinski berkolaborasi dengan seniman topeng asal Singapadu, Gianyar, yaitu Cokorda Alit Artawan, seorang perajin topeng Bali serta Franklin Firdaus yang merupakan seorang fashion designer. 

Bersama-sama, mereka akan mempersembahkan ‘The Faces of Indonesia: Singapadu - Bali’, sebuah pameran seni yang dinamis dan penuh keindahan. Terdapat 16 topeng karya Cok Alit, panggilan akrab Cokorda Alit Artawan yang dapat dinikmati pengungjung dalam gallery of art exhibition yang digelar hingga Januari 2024.

Vincent Guironnet, selaku General Manager The Apurva Kempinski Bali, menuturkan bahwa pameran ini bertujuan untuk melestarikan warisan seni topeng Singapadu dan mendorong regenerasi seniman Singapadu, yang merupakan lanjutan dari kampanye Powerful Indonesia Campaign 2023.

"Kami akan terus celebrating Indonesia di tahun 2024 mendatang. menampilkan seni budaya dari seluruh Inndonesia,”  tuturnya, saat virtual press conference yang dihadiri HerStory, beberapa waktu lalu.

Nah Beauty, dalam seni pembuatan topeng ala Singapadu, Cok Alit mengaku dirinya tak hanya memahami proses membuat topeng secara fisik, tetapi juga mengutamakan kemampuan menari dengan topeng tersebut. Ia percaya bahwa keindahan sebuah topeng muncul ketika topeng tersebut dapat ditarikan.

“Menurut saya, topeng yang bagus jika topeng sudah ditarikan. Kalau di Singapadu, jika ada yang kurang topeng itu lagi diperbaiki agar menemukan format yang lebih bagus. Dalam pembuatan topeng gaya Singapadu, si pembuat juga harus bisa menarikan topeng, sehingga topengnya tidak diam dan ada taksunya,” beber Cok Alit.

Cok Alit mengatakan bahwa dalam proses belajarnya, ia telah menciptakan sekitar 25 koleksi topeng khas Singapadu, tetapi untuk pameran kali ini, ia memilih membawa 16 topeng, beberapa di antaranya adalah koleksi terbaru.

“Mungkin ada yang menjadi favorit bagi orang lain, tetapi saya memposisikan semua koleksi saya sama semua. Kalau topeng rangda lebih dari 50. Namun, saya hanya membawa 16 topeng saja untuk pameran kali ini, ada beberapa topeng yang saya buat baru,” bebernya.

Baca Juga: Lontar Exhibition Digelar di Apurva Kempinski Bali, Naskah Berusia Berabad-abad Zaman Majapahit dan Berbagai Karya Seni Dipemarkan!

Baca Juga: Gandeng Louise Monique, Galeri Indonesia Hadirkan Pertunjukan 'Kenang-kenangan Roekiah', Diva Indonesia yang Terkenal di Era 1930

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: