The Apurva Kempinski Bali hadirkan The Faces of Indonesia yang berkolaborasi dengan seniman topeng (dok. istimewa)
The Apurva Kempinski Bali selalu mempersembahkan kolaborasi yang sarat akan perayaan seni, sarana edukasi, dan juga penuh akan pemahaman mendalam mengenai budaya Indonesia. Keindahan Indonesia ditampilkan dalam berbagai rangkaian acara yang spektakuler dalam sepanjang tahun 2023.
Terbaru, The Apurva Kempinski Bali pun kembali menghadirkan event The Faces of Indonesia. Kali ini The Apurva Kempinski berkolaborasi dengan seniman topeng asal Singapadu, Gianyar, yaitu Cokorda Alit Artawan, seorang perajin topeng Bali serta Franklin Firdaus yang merupakan seorang fashion designer.
Bersama-sama, mereka akan mempersembahkan ‘The Faces of Indonesia: Singapadu - Bali’, sebuah pameran seni yang dinamis dan penuh keindahan. Terdapat 16 topeng karya Cok Alit, panggilan akrab Cokorda Alit Artawan yang dapat dinikmati pengungjung dalam gallery of art exhibition yang digelar hingga Januari 2024.
Vincent Guironnet, selaku General Manager The Apurva Kempinski Bali, menuturkan bahwa pameran ini bertujuan untuk melestarikan warisan seni topeng Singapadu dan mendorong regenerasi seniman Singapadu, yang merupakan lanjutan dari kampanye Powerful Indonesia Campaign 2023.
"Kami akan terus celebrating Indonesia di tahun 2024 mendatang. menampilkan seni budaya dari seluruh Inndonesia,” tuturnya, saat virtual press conference yang dihadiri HerStory, beberapa waktu lalu.
Nah Beauty, dalam seni pembuatan topeng ala Singapadu, Cok Alit mengaku dirinya tak hanya memahami proses membuat topeng secara fisik, tetapi juga mengutamakan kemampuan menari dengan topeng tersebut. Ia percaya bahwa keindahan sebuah topeng muncul ketika topeng tersebut dapat ditarikan.
“Menurut saya, topeng yang bagus jika topeng sudah ditarikan. Kalau di Singapadu, jika ada yang kurang topeng itu lagi diperbaiki agar menemukan format yang lebih bagus. Dalam pembuatan topeng gaya Singapadu, si pembuat juga harus bisa menarikan topeng, sehingga topengnya tidak diam dan ada taksunya,” beber Cok Alit.
Cok Alit mengatakan bahwa dalam proses belajarnya, ia telah menciptakan sekitar 25 koleksi topeng khas Singapadu, tetapi untuk pameran kali ini, ia memilih membawa 16 topeng, beberapa di antaranya adalah koleksi terbaru.
“Mungkin ada yang menjadi favorit bagi orang lain, tetapi saya memposisikan semua koleksi saya sama semua. Kalau topeng rangda lebih dari 50. Namun, saya hanya membawa 16 topeng saja untuk pameran kali ini, ada beberapa topeng yang saya buat baru,” bebernya.
Lebih lanjut, Cok Alit pun berharap melalui pameran ini, para pengunjung dapat merasakan keindahan dan kompleksitas seni topeng ala Singapadu, serta mengapresiasi warisan budaya yang kaya dan berharga.
Selain Cok Alit, fashion designer dan founder of Franksland asal Kalimantan, Franklin Firdaus, juga memamerkan parfum yang terinspirasi dari aroma-aroma khas yang ada di Pulau Dewata, lho Beauty. Desainer yang sudah menetap di Bali 10 tahun terakhir ini memerkan koleksi parfum terbarunya bernama Sekala - Niskala yang mengkolaborasikan unsur yang terlihat dan tak terlihat.
"Jadi inspirasinya memang untuk menangkap penciuman dan bau wewangian yang ada di sekitar. Lebih spesifik adalah unsur yang ada di Bali, lalu menuangkannya ke aroma parfum yang saya buat. Lalu ada fashion show juga yang saya kurasi untuk The Apurva Kempinski," terang Franklin.
Sementara itu, Melody Siagian, selaku Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali, memaparkan bahwa terdapat beberapa pilar yang ingin ditonjolkan dalam kolaborasi kali ini. Yaitu, ingin menampilkan kebudayaan dan tradisi Bali.
Karena dari awal tahun The Apurva Kempinski Bali sudah menampilkan berbagai keragaman budaya daerah - daerah yang ada di Indonesia.
"Tahun ini adalah Part of Craftsmanship the Powerful collaboration melalui pameran topeng yang akan kita lakukan bersama Cokorda Alit Artawan serta juga kolaborasi bersama Franklin Firdaus yang akan menampilkan koleksi parfume terbaru inspired by Bali yang unik dimana menyertakan kebudayaan dan tradisi Bali dalam proses pembuatannya,” kata Melody Siagian.
Menurut Melody, secara historis, topeng diukir menggunakan batang pisang semata-mata untuk keperluan ritual keagamaan. Selama bertahun-tahun, topeng Singapadu telah berevolusi dari ciri tradisionalnya menjadi bentuk yang lebih ekspresif yang berpadu sempurna dengan pertunjukan tari untuk hiburan selain tujuan awalnya.
Nah Beauty, kamu tertarik melihat karya-karya ciamik karya seniman Tanah Air di atas? Semoga informasinya bermanfaat ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.