Ilustrasi ibu memarahi anak (Howcast/edited by HerStory)
Moms, sebagai orangtua kamu pasti tahu jika banyak hal menantang yang akan dihadapi saat menemani tumbuh kembang anak. Salah satu topik yang selalu jadi sorotan, yaitu tentang boleh atau tidaknya menghukum seorang anak.
Banyak ahli yang memperingatkan agar tidak melakukan tindakan disipliner yang keras seperti memarahi, membentak, atau mengancam ketika harus membentuk anak-anak.
Sebaliknya, orang tua dianjurkan melakukan pendekatan disiplin yang lebih positif.
Dilansir Times of India, orang tua harus menghindari hukuman dan menggunakan metode alternatif untuk menciptakan hubungan orang tua-anak yang sehat.
Hukuman, seperti teguran keras dan fisik, dapat secara tidak sengaja mendorong pembangkangan dan agresi pada anak-anak. Akibat yang berlawanan dengan intuisi adalah kecilnya kemungkinan mereka untuk berkembang dari kesalahan. Ada kemungkinan bahwa instrumen yang dimaksudkan untuk memperbaiki perilaku malah memperburuk masalah dan memulai lingkaran setan yang sulit untuk dilepaskan.
Bayangkan sebuah dunia di mana kepercayaan dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak menjadi landasan hubungan yang kuat. Sayangnya, hukuman berpotensi menghancurkan fondasi ini. Pendekatan yang bersifat menghukum dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan, sehingga menyulitkan anak untuk curhat kepada orang tuanya atau mencari bimbingan ketika menghadapi tantangan.
Jika mempertimbangkan dampak jangka panjangnya, hukuman dapat berdampak negatif terhadap perkembangan mental dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan GenPI. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.