Illustrasi Baby Blues (Freepik/Edited by HerStory)
Moms, tahukah kamu jika saat ini banyak ibu yang mengalami Baby Blues. Bahkan, menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), setidaknya ada 57 Persen Ibu Indonesia mengalami Baby Blues, itu menandakan Indonesia jadi yang tertinggi di Asia.
Btw nih Moms, baby blues bisa terjadi saat ibu terlalu banyak mengalami perubahan suasana hati, jika sudah terjadi bisa saja ibu tak mau merawat bayinya, merasa sedih berlebihan dan tak mampu menangani dan menjalankan tugas sebagai seorang ibu.
Menurut Reynitta Poerwito, Bach.Of Psych., M.Psi yang merupakan Psikolog Klinis Eka Hospital BSD melalui keterangan resmi menyebutkan, jika Baby blues merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan perubahan emosi yang cukup signifikan pada ibu. Keadaan emosi naik dan turun secara cepat, mudah lupa dan merasa sedih merupakan salah satu gejala dari baby blues. Bukan gangguan mental atau kejiwaan, namun baby blues berbeda dengan postpartum depression yang tingkat keparahannya lebih tinggi.
Kerap muncul pada minggu pertama setelah persalinan dan berkelanjutan dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan, umumnya penyebab baby blues terjadi karena perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan dan intensitasnya dipengaruhi oleh faktor- faktor psikologis.
Baby blues adalah tingkat terendah dari postpartum depression (depresi pasca melahirkan), yang ditandai dengan mood swing. Biasanya ibu merasa kebingungan dalam menerima perubahan yang terjadi pada diri atau kehidupannya, sehingga kesulitan mengolah perasaan yang muncul seperti kebahagiaan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dll.
Lalu, bagaimana ciri dari Ibu yang merasa baby blues? Pendamping dan orang terdekat diharapkan dapat memperhatikan juga mengenali beberapa gejala yang mungkin terlihat, karena biasanya sang Ibu tidak menyadari bahwa ia terkena baby blues. Apabila Ibu menangis tanpa sebab yang jelas, sensitif terhadap lingkungan, insomnia, emosi tidak stabil, sedih dan cemas berlebih, merasa tidak berdaya, kelelahan serta sulit konsentrasi, kemungkinan sang Ibu mengalami baby blues.
Dalam mengatasi baby blues dapat dilakukan pencegahan yang bisa dimulai dari masa kehamilan sampai dengan sebelum melahirkan. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi mood swing yang mengganggu ibu hamil, seperti:
Biasanya berawal dari ketidaktahuan seseorang mengenai penyakit/ kondisi yang sedang dialami. Pelajari mood swing melalui informasi dari berbagai media dan berkonsultasi pada dokter. Dengan demikian ibu hamil menjadi lebih mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya.
Ibu hamil bisa meluangkan waktu untuk menekuni kembali hobi lama seperti melukis, menulis, membaca novel, berjalan-jalan, dan lain sebagainya untuk mengembalikan perasaan bahagia.
Olahraga dapat membantu menangani mood swing, lakukan kegiatan yang aman untuk masa kehamilan seperti senam hamil, yoga, renang, jalan pagi, stretching dan meditasi. Anda bisa berdiskusi kepada dokter spesialis kandungan untuk mengetahui kegiatan apa yang tepat dan aman untuk Anda.
Memiliki seseorang yang bisa Anda percaya untuk menuangkan perasaan akan membantu Anda untuk mendapatkan solusi ataupun sekedar bersenda gurau. Hal ini dapat membuat Ibu merasa tenang serta merasa mendapat dukungan yang dibutuhkan.
Bila mood swing sudah sangat mengganggu, segera konsultasikan kepada dokter kandungan atau psikolog untuk mendapatkan bimbingan serta penanganan lebih lanjut.
Cara lain mengatasi baby blues juga bisa Ibu lakukan dengan mengkonsumsi asupan makanan sehat sesuai anjuran dokter gizi setelah melahirkan, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan seimbang. Istirahat yang cukup, dan jangan lupa menikmati udara di luar rumah sambil menjemur bayi, atau berjalan-jalan dengan buah hati.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.