Ki-Ka_ Derrick Sukamto - dr. Gloria Novelita - dr. M. Akbar Wedyadhana - Olivia Subaya (Press Release)
Meski gak bisa langsung dirasakan, dampak polusi dan perubahan iklim bagi kesehatan manusia kini semakin nyata. Seperti yang diketahui bahwa pada 2023 lalu, selain peningkatan bencana alam akibat cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan berkepanjangan di seluruh Indonesia, terjadi pula lonjakan infeksi saluran pernapasan di Jakarta.
Banyak yang gak sadar bahwa dampak tersebut bukan pada kesehatan seperti pernapasan saja namun juga mempengaruhi kualitas kulit, organ terbesar dan pelindung terluar tubuh manusia.
Menurut para pakar biologi molekuler dalam International Journal of Molecular Sciences, perubahan iklim dapat merusak skin barrier atau lapisan terluar kulit yang menjadi pertahanan pertama tubuh sehingga meningkatkan resiko iritasi dan infeksi kulit. Hal ini diperkuat dengan temuan para ahli dermatologi dalam British Journal of Dermatology bahwa paparan polusi di kota-kota besar mempercepat kerusakan skin barrier. Sementara itu, dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, para ahlinya memaparkan bahwa suhu dan kelembapan udara yang terus berubah secara ekstrem dapat memperburuk infeksi serta peradangan kulit seperti eksim.
“Masyarakat awam juga semakin sadar bahwa polusi dan perubahan iklim dapat mempengaruhi kecantikan dan penampilan mereka.” jelas dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.KK FINSDV, FAADV. “Sisi positifnya, minat masyarakat Indonesia terhadap perawatan kulit atau skincare semakin meningkat. Tapi hal ini harus diimbangi dengan pemahaman bahwa kecantikan dan penampilan itu berawal dari kulit yang sehat.”
Minat masyarakat Indonesia terhadap skincare salah satunya tercermin dari tingginya demand terhadap produk serta prosedur perawatan kulit berbasis teknologi asal Korea. Hal tersebut terjadi seiring dengan terus meningkatnya minat masyarakat terhadap budaya pop Korea dan bintang-bintangnya yang kini menjadi standar kecantikan di Asia. “Dengan banyaknya produk asal Korea yang beredar di pasaran, menjadi sangat penting bagi masyarakat untuk bisa mengedukasi diri agar bisa memilih produk dan prosedur yang bukan hanya memperbaiki penampilan dan kecantikan, tapi juga memperbaiki kesehatan kulit.” ungkap dr. Akbar.
“Satu inovasi teknologi Korea yang saya lihat mampu menjawab kebutuhan itu adalah Ion Balancing Minerals.” sambungnya. “Ini terobosan baru yang sangat penting, karena sebenarnya, skin barrier di kulit manusia itu bisa melakukan self-healing atau memulihkan dirinya sendiri ketika diberi perlakuan yang tepat.”
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.