Menu

Ahli Spill Risiko Kehamilan pada Wanita di Atas Usia 35 Tahun, Moms Harus Tahu Nih!

27 Februari 2024 01:15 WIB
Ahli Spill Risiko Kehamilan pada Wanita di Atas Usia 35 Tahun, Moms Harus Tahu Nih!

Ilustrasi USG kehamilan. (Unsplash/Kelly Sikkema)

HerStory, Jakarta —

Moms, hadirnya buah hati di tengah keluarga tentu menjadi dambaan bagi calon orangtua. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, Moms. Khususnya bagi Moms yang hamil di atas usia 35 tahun, rentan mengalami kehamilan risiko tinggi. 

Sehingga, penting bagi orangtua mempunyai planning sebelum menjalani program kehamilan. Dijelaskan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Novan Satya Pamungkas,"Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang menyebabkan ibu dan janin mengalami risiko kesakitan atau bisa juga kematian," ujarnya dalam sesi tanya jawab di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Angka kehamilan risiko tinggi meningkat, karena beberapa faktor. Seperti banyak wanita yang kurang memperhatikan usia produksi, yaitu hamil di usia 35 tahun ke atas. Keguguran mengulang, dan ibu-ibu yang mengalami obesitas. 

"Ibu-ibu yang mengalami obesitas tak melulu karena gizi yang baik, tapi juga terjadi pada gizi buruk. Angka kebutuhan bayi tabung meningkat karena banyaknya wanita ham di atas usia 35 tahun juga jadi penyebab kehamilan risiko tinggi," tambah dr Novan. 

Seharusnya, selama hamil Moms mendapatkan pelayanan minimal 4 kali. Sehingga dokter bisa melakukan pemeriksaan mendalam terhadap Moms, apakah ada penyakit bawaan atau keluhan lainnya. 

"Dokter akan memprediksi apakah janin ini akan mengalami kelainan genetik, apakah janinnya akan mengalami masalah atau tidak, atau apakah janin bisa saja meninggal dalam kandungan," lanjut dr Novan. 

Moms, ternyata anemia masih menjadi momok bagi ibu hamil karena kebutuhan janin akan zat besi meningkat. Selain itu, ibu hamil juga rentan mengalami hipertensi, di mana hipertensi menjadi salah satu penyebab paling tinggi kematian pada ibu, selain dari perdarahan. 

Kondisi ini disebut berisiko tinggi pada masa kehamilan karena dapat menghancurkan sel darah, penurunan trombosit yang menyebabkan pendarahan, sindrom distres pernapasan, hingga gangguan pada ginjal. 

Bahkan, hipertensi bisa menghambat pertumbuhan janin akibat plasenta yang menjadi sumber makan janin tidak ternutrisi dengan baik. Risiko lainnya, hipertensi pada masa kehamilan pun dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan kejang atau preeklampsia. 

Tak hanya itu, ibu hamil juga bisa mengalami diabetes gestasional. Diabetes yang hanya terjadi pada ibu hamil karena selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormon. Perubahan hormon tersebut membuat tubuh menjadi kurang efektif menggunakan insulin sehingga terjadi resistensi insulin. 

Hal tersebut menjadi kehamilan risiko tinggi dan bisa meningkatkan risiko perdarahan, kelahiran prematur, hingga risiko kematian janin mendadak. Moms, bagi kamu yang sedang hamil dan ingin menjalani program hamil, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter, yah!

Baca Juga: Program Hamil Anak Kedua Rentan Memicu Infertilitas Sekunder, Moms Simak Yuk Cara untuk Mencegahnya!

Baca Juga: Serba-serbi Gangguan Kehamilan Plasenta Previa, Seberapa Bahaya untuk Ibu dan Janin? Intip Nih Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.