Ilustrasi keluarga yang memikirkan pengelolaan keuangan (Seva.id/Edited by Herstory)
Moms-Dads keharmonisan keluarga ternyata berkaitan erat dengan finansial, lho. Itu tak heran jika sebagian besar kasus perceraian itu diakibatkan oleh ekonomi. Maka dari itu, Moms dan Dads perlu atur keuangan dalam keluarga agar bisa capai tujuan finansial di masa mendatang.
Tak ada kata terlambat untuk memulai mengatur finansial, jika belum mulai, Moms dan Dads harus mulai dari sekarang. Apalagi di tengah era modern saat ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai solusi keuangan, termasuk produk dan layanan perbankan syariah yang menawarkan beragam manfaat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor perbankan syariah nasional yang terus berkembang dengan total aset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) meningkat dari 782,1 triliun pada Desember 2022 menjadi 868,98 triliun di bulan Desember 2023 kemarin.
Romy Buchari, Head Shariah Banking Maybank Indonesia mengatakan, “Dengan mengusung nilai-nilai utama yang bersifat universal, seperti transparansi, keadilan, dan kebersamaan, tak heran jika produk dan layanan perbankan syariah dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Jangan sepelekan dan tunda pengelolaan finansial keluarga lebih lama lagi, sebab semakin cepat, semakin baik. Mulailah sekarang untuk kontrol penuh keuangan Anda dengan memanfaatkan solusi keuangan berbasis syariah untuk meraih berbagai manfaat maksimal sekaligus membawa ketenangan dalam keluarga.”
Kini, bagi yang ingin mengatur keuangan namun bingung memulainya, simak dulu lima tips berikut ini karena cerdas kelola secara syariah untuk keluarga penuh berkah seperti mengutip keterangan resmi yang diterima Herstory dari Maybank.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah penerapan pola hidup hemat dan sederhana. Untuk melakukannya, hitunglah jumlah dari seluruh pendapatan dalam satu bulan, baik dalam bentuk gaji, keuntungan berinvestasi, berbisnis maupun pekerjaan sampingan. Setelahnya, susun juga pengeluaran menurut skala prioritas yang dibutuhkan oleh setiap keluarga, baik jangka pendek maupun panjang, termasuk dana pendidikan anak dan dana pensiun di hari tua. Jagalah keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga dapat mengontrol pembelanjaan setiap bulan dan memastikan pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan.
Tak kalah penting saat mengelola keuangan adalah mencegah terjadinya utang dalam kehidupan sehari-hari. Hindari berbagai bentuk tindakan pemborosan, terutama berutang untuk sesuatu yang bersifat konsumtif. Pahami juga bahwa utang hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat untuk kebutuhan yang bersifat mendesak, serta perlu diatur secara bijaksana agar tidak mengancam perencanaan keuangan keluarga. Jika telah memiliki utang, pastikan pelunasannya menjadi salah satu prioritas utama yang perlu diselesaikan secepatnya.
Berikutnya, menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat juga harus dilakukan. Hal ini sebagai bentuk persiapan dari kemungkinan terjadinya musibah atau hal lain yang tidak diinginkan di masa mendatang, termasuk merenovasi rumah yang perlu segera dikerjakan dan membetulkan kendaraan yang rusak. Dengan adanya alokasi dana darurat, setiap keluarga dapat berjaga-jaga untuk memenuhi kebutuhan tak terduga di saat mendesak, sehingga terhindar dari berbagai bentuk hutang yang mungkin saja ditimbulkan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.