Menu

4 Tips Lakukan Catch-Up Growth, Kejar Tumbuh Kembang Anak yang Terlambat, Moms dan Dads Harus Kerja Sama!

01 Maret 2024 21:55 WIB
4 Tips Lakukan Catch-Up Growth, Kejar Tumbuh Kembang Anak yang Terlambat, Moms dan Dads Harus Kerja Sama!

Ilustrasi Anak Percaya Diri (Sumber/Thinkstockphotos)

HerStory, Jakarta —

Moms, kamu pasti menyadari jika tumbuh kembang si kecil dari bayi hingga jadi anak-anak itu sangat cepat. Tapi tak bisa dipungkiri ada beberapa anak yang tumbuh kembangnya terhambat hingga mengalami keterlambatan pertumbuhan karena beberapa faktor.

Jika si kecil mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, pasti membuat para orangtua menjadi khawatir dan bingung.  Usut punya usut masalah tumbang yang terlambat itu bisa disebabkan oleh asupan nutrisi yang tak memadai sehingga berakibat pada gangguan pertumbuhannya, bahkan bisa memicu penyakit kronis.

Fyi nih Moms, ternyata ada sekitar 149 juta di bawah usia lima tahun yang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, 6,3 juta di antaranya adalah balita Indonesia. Tak mengherankan jika saat ini banyak orangtua yang melakukan kejar tumbuh kembang anak atau catch-up growth.

Apa Itu Catch-Up Growth atau Kejar Tumbuh Kembang Anak?

Kurang gizi atau biasa disebut dengan malnutrisi merupakan penyebab utama pertumbuhan terhambat pada anak-anak. Pertumbuhan terhambat dapat diidentifikasi secara cepat dengan memberikan nutrisi yang cukup, anak-anak dapat mengalami lonjakan pertumbuhan setelah pemulihan nutrisi yang dikenal sebagai catch-up growth atau pertumbuhan terhambat. Hal ini membantu anak-anak mendapatkan kembali jalur pertumbuhan awal mereka.3 Anak-anak yang mengalami pertumbuhan yang terhambat seringkali membutuhkan tambahan kalori, protein, dan mikronutrien. Nutrisi ini memiliki dua tujuan – tidak hanya mengisi kembali apa yang hilang selama periode asupan yang tidak memadai, tetapi juga membantu mendukung pertumbuhan lebih lanjut.4

Mendorong Pertumbuhan Anak yang Sehat dan Menyeluruh

Nutrisi yang tepat dapat menyediakan komponen penting yang memungkinkan anak untuk tumbuh, belajar, dan berkembang – untuk pertumbuhan awal yang maksimal dalam hidupnya. Tanpa nutrisi yang tepat, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terganggu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan risiko defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, penurunan kesehatan tulang, dan massa otot.

Mengutip dari keterangan resmi yang diterima Herstory dari Abbot, Dr. Prawira Winata, Head of Medical Affairs, Abbott's Nutrition di Indonesia memberikan beberapa tips tentang bagaimana seseorang dapat memastikan tumbuh kembang anak dengan kebiasaan-kebiasaan sehat seperti berikut ini:

1. Ukur dan pantau tinggi badan anak untuk membantu pertumbuhannya

Mulailah dengan memantau pertumbuhan anak secara teratur, terutama untuk anak usia 2 hingga 6 tahun. Dianjurkan untuk mengukurnya setiap tiga bulan, dan orang tua dapat memilih untuk menggunakan alat bantu seperti buku harian pertumbuhan atau tracker. Pengukuran yang akurat sangat penting untuk memahami dan memantau  pertumbuhan anak. Hal ini juga dapat membantu dalam mendeteksi dini kekurangan pertumbuhan, sehingga memungkinkan orang tua untuk mengambil tindakan cepat dan mengatasi penyebabnya.

2. Dorong anak-anak untuk makan dengan benar

Untuk mendukung pertumbuhan holistik, berikan makanan seimbang seperti sereal, kacang-kacangan, susu, daging, buah-buahan, dan sayuran setiap hari. Hal ini akan memastikan anak mendapatkan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat. Untuk orang tua yang memiliki anak yang rewel dan pilih-pilih makanan, pertimbangkan untuk menggunakan suplemen makanan seperti PediaSure, nutrisi yang dirancang secara ilmiah untuk pertumbuhan holistik. Kemudian, libatkan anak ketika berbelanja, merencanakan menu makan, dan memasak untuk meningkatkan minat mereka dalam memakan makanan yang telah mereka siapkan. Buatlah makanan lebih menarik dengan menggunakan pemotong kue untuk membuat bentuk-bentuk yang menarik dengan buah-buahan dan sayuran seperti apel dan mentimun, atau sajikan berbagai macam makanan yang berwarna-warni untuk sarapan dan makan malam.

3. Dorong anak-anak untuk aktif secara fisik

Tetapkan jadwal bermain yang seimbang bagi anak-anak untuk membatasi waktu di depan layar. Motivasi anak-anak untuk menerapkan hari 'bebas gadget' seperti pada hari libur yang mendorong mereka untuk menghabiskan waktu bersama seluruh keluarga. Pastikan anak-anak melakukan minimal tiga jam aktivitas fisik setiap hari, dengan kegiatan seperti berenang, berlari, lompat tali, berjalan, atau menari. Aktivitas fisik memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tulang dan meningkatkan kesehatan fisik secara keseluruhan.

Baca Juga: Semua Anak Berhak Mendapatkan Kasih Sayang Orangtua, Benarkah Jika Kurang Bisa Bikin Si Kecil Jadi Pendek?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.