Ilustrasi pasangan setia (Freepik/EditedByHerstory)
Cara manusia menjalani hidup satu sama lain sangatlah unik. Mulai dari sifat, karakter, pola pikir, hingga setiap orang bisa berbeda-beda.
Nah, jika kamu belum tahu, love language atau bahasa cinta merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan cinta kepada orang-orang yang disayangi. Bukan tak mungkin dua orang dengan love language berbeda berakhir menjadi pasangan.
Perbedaan love language bukan berarti memicu perselisihan dengan pasangan. Love language hanyalah cara yang digunakan masing-masing individu untuk mengekspresikan kasih sayang mereka, meskipun caranya terkesan asing dan berbeda dengan yang sering kita lakukan.
Jika love language kita berbeda dengan pasangan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar hubungan tetap harmonis, seperti disampaikan oleh Mahira Syafana Kuswanto, Psikolog Klinis Mental Healing Indonesia dalam Live Instagram bersama Yoursay dilansir dari laman sindikasi konten suara.com yang bertajuk "Connection Between Love Language & Childhood" berikut ini.
Pertama, kita harus menerima dengan lapang dada bahwa love language kita berbeda dengan pasangan. Kalian adalah dua manusia dengan isi kepala dan isi hati yang berbeda.
Love language seseorang terbentuk melalui beberapa faktor, di antaranya dipengaruhi oleh faktor keluarga dan pola asuh di masa kecil. Kita tak bisa memaksakan pasangan kita memiliki persepsi yang sama dengan kita dalam hal bahasa cinta.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.