Signify hadirkan solusi pencahayaan hemat energi Philips UltraEfficient LED untuk dukung capai target pengurangan emisi karbon (Herstory/Ida Umy Rasyidah)
Moms, apakah di rumah kamu sudah pakai lampu yang ramah lingkungan? Jika belum yuk sebaiknya pilih lampu yang bisa menghemat energi lebih banyak sehingga kamu bisa ikut berkontribusi dalam merawat bumi.
Salah satu lampu hemat energi yang harus kamu tahu, yaitu Philips UltraEfficient LED dari Signify.
Nah ternyata, LED ini memiliki teknologi yang bisa menghemat energi hingga 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan
LED pada umumnya dan dirancang untuk mengurangi emisi CO2 sambil tetap mempertahankan kualitas cahaya. Dengan masa pakai hingga 100.000 jam, luminer ini 1,5 hingga 3 kali lebih tahan lama dari alternatif LED standar, yang secara signifikan mengurangi limbah dan biaya operasional. Teknologi UltraEfficient LED ini menggunakan LED chip dan driver yang dikembangkan sendiri oleh Signify, dengan efikasi hingga 210 lumens per watt.
Inovasi Philips UltraEfficient LED merupakan salah satu bentuk kelanjutan inisiatif Green Switch yang diluncurkan oleh Signify tahun lalu. Inisiatif Green Switch mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan beralih dari pencahayaan konvensional ke pencahayaan LED dan LED terkoneksi.
Acara bertajuk “Flipping the Green Switch: Empowering UltraEfficient LED for a Sustainable Indonesia” berlangsung di Shangri-La Hotel Jakarta pada Kamis (19/9) siang, dibuka oleh Hendra Iswahyudi, Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai pembicara kunci.
Hendra Iswahyudi, Direktur Konservasi EBTKE, Kementerian ESDM, menyatakan, “Kementerian ESDM menjadikan efisiensi energi sebagai salah satu pilar utama dalam menyusun regulasi terkait manajemen energi. Signify sebagai pelopor pencahayaan hemat energi sudah turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon terkait pencahayaan di berbagai sektor di antaranya PJU dan bangunan gedung.”
Dalam sambutannya, Sukanto Aich, Commercial Leader Professional Signify South East Asia, mengatakan, “Aksi nyata untuk mengatasi dampak perubahan iklim dibutuhkan sekarang juga. Untuk itu, Signify siap membantu pemerintah hingga pelaku industri untuk mencapai target keberlanjutan dengan memperkenalkan inovasi terbaru, Philips UltraEfficient LED, yang dapat mengonsumsi lebih sedikit energi hingga 50% dibandingkan dengan alternatif LED standar. Kami juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam upaya pengurangan emisi karbon melalui inisiatif Green Switch agar manfaat penghematan energi bisa dirasakan masyarakat secara luas.”
Sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan efisiensi energi, Signify juga terus berinvestasi dalam mengembangkan teknologi LED. “Signify memahami bahwa salah satu sumber konsumsi listrik terbesar berasal dari pencahayaan. Maka dari itu, Signify terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi LED yang memiliki rasio lumen per watt yang lebih optimal serta masa pakai yang lebih lama sehingga lebih efisien, seperti yang kami hadirkan melalui Philips UltraEfficient LED. ” ujar Wendi Susilo Abadi, Product Marketing Manager Signify Indonesia.
Dalam kesempatan ini, juga diselenggarakan diskusi panel ”Lighting the Path to Net Zero for a Bright & Sustainable Tomorrow” yang disampaikan oleh para pembicara ahli dalam konservasi energi: Devi Laksmi, Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, mengulas tentang kebijakan pemerintah dalam menjalankan konservasi energi di Indonesia. Diikuti dengan Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi, Deputi Bidang Akreditasi, Badan Standardisasi Nasional (BSN), yang membahas tentang peran penting kualitas laboratorium dalam mendukung tujuan NZE. Serta, Iwan Prijanto, Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) mengulas tentang peluang dan tantangan dalam menerapkan sertifikasi bangunan hijau. Masih dalam panel diskusi yang sama, Head of Public Segment Signify Indonesia, Firmans Nur Gafi turut menjelaskan kontribusi industri pencahayaan terhadap pencapaian target NZE 2060. Keseluruhan diskusi tersebut dipandu oleh Lea Indra sebagai Ketua Asosiasi Industri Luminer & Kelistrikan Indonesia (AILKI).
Devi Laksmi, Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE
Kementerian ESDM, mengatakan, “Solusi pencahayaan punya peran yang sangat besar dalam menjalankan upaya penghematan energi. Penggunaan pencahayaan yang hemat energi adalah salah satu cara yang paling mudah dalam upaya efisiensi energi, sehingga kami harap masyarakat dan pihak lain bisa memanfaatkan teknologi ini.”
Sedangkan Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi, Deputi Bidang Akreditasi, BSN, dalam diskusi panel menambahkan, “Kualitas laboratorium yang memadai sangat penting dalam mendukung kualitas produk-produk pencahayaan sesuai dengan standar yang berlaku, dan pada akhirnya bisa membantu mendukung pencapaian tujuan emisi nol bersih. Laboratorium yang terakreditasi memastikan standar kualitas dan akurasi yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi pencahayaan yang efisien dan berkelanjutan.”
Selain itu, Iwan Prijanto, Ketua GBCI mengulas mengenai sertifikasi bangunan hijau yang membuka peluang untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon. “Kepemilikan sertifikasi bangunan hijau akan mendorong fasilitas terkait untuk menjaga kredibilitasnya dengan terus menjalankan operasional yang hemat energi, termasuk dari pencahayaan. Pemerintah pun diharapkan dapat memberikan insentif untuk bangunan hijau untuk mendorong akselerasi pengurangan emisi karbon di lingkungan binaan.”
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.