Acara Power Lunch bertema “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi (Herstory/Ida Umy Rasyidah)
Beauty, tahukah kamu jika anak muda Indonesia kini semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, terbukti dengan hasil survei terbaru dari Lokadata.id yang menunjukkan 69i mereka memanfaatkan layanan telehealth. Gak sampai di situ Beauty, ternyata data tersebut juga menunjukan jika 6 dari 10 anak muda juga memakai smartwatch untuk melacak kondisi tubuh mereka. Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi muda memanfaatkan inovasi digital untuk memantau kesehatan mereka secara lebih personal dan berbasis data agar bisa melakukan pencegahan dini.
Beauty, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa sekitar 43% anak muda Indonesia rutin memeriksakan diri ke dokter setidaknya sekali dalam setahun, lho. Usut punya usut, generasi ini disebut lebih mandiri dalam menentukan solusi kesehatan mereka. Itu semua berkat peningkatan literasi digital dan kemudahan akses informasi.
Kini banyak masyarakat, terutama anak muda mulai menganggap kesehatan sebagai investasi jangka panjang, tidak hanya untuk mengatasi penyakit tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
“Sebanyak 43% anak muda Indonesia rutin memeriksakan diri ke dokter setidaknya sekali dalam setahun. Mereka juga aktif menggunakan aplikasi telehealth untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan cepat. Generasi muda kini juga semakin memahami pentingnya pencegahan dini sebagai langkah vital untuk menjaga kesehatan, bukan hanya untuk menangani penyakit tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” jelas Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id.
Lebih lanjut, menurut data yang dibeberkan Suwandi, ternyata kesadaran kesehatan pada masyarakat juga meningkat pesat, terutama setelah pandemi. Data menunjukkan bahwa 24% anak muda telah menjalani gaya hidup sehat, dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup. Selain itu, 73% anak muda semakin menyadari pentingnya kesehatan mental. Nah, banyak dari mereka yang memanfaatkan aplikasi digital untuk mendukung kesejahteraan psikologis mereka, lho Beauty.
Beauty, melalui acara Power Lunch bertema “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi,” yang diselenggarakan oleh GDP Venture, menyoroti pentingnya teknologi dalam sektor kesehatan. Acara ini menghadirkan para pakar untuk membahas kemajuan dalam telehealth dan genomik. Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, menekankan bahwa pemerintah Indonesia juga aktif mendukung sektor kesehatan digital dengan meluncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) pada 2025, untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular.
“Program ini dirancang untuk mencakup semua lapisan masyarakat, mulai dari bayi hingga lansia, dengan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan alat pemeriksaan yang memadai,” ungkap Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI.
Di sisi lain, Levana Sani, CEO Nalagenetics, mengungkapkan bahwa teknologi genetik menjadi inovasi penting dalam sektor kesehatan preventif. Analisis genomik dapat mendeteksi risiko penyakit lebih awal, memberikan solusi perawatan yang lebih personal dan berbasis data.
“Sekitar 40i penyakit dipengaruhi oleh faktor genetik. Dengan teknologi genetika, kita dapat memberikan solusi yang lebih tepat sasaran untuk pencegahan dan pengobatan," tutur Levana di acara yang sama.
Hal senada diungkapkan oleh dr. Natalia Zwensi A., M.Sc, Praktisi Kedokteran Genomik, yang menjelaskan bahwa analisis genomik mampu mendeteksi risiko kesehatan secara dini, memungkinkan perawatan yang personal dan berbasis data.
“Tes DNA bukanlah diagnosis, melainkan alat prediksi risiko sebelum gejala muncul. Dengan demikian, individu dapat mengambil langkah pencegahan lebih awal," tutur sang dokter.
Meskipun adopsi teknologi kesehatan berkembang pesat di kota besar, tantangan masih ada di daerah terpencil, lho Beauty. Ternyata, literasi digital menjadi kendala utama di daerah-daerah terpencil. Maka dari itu diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Halodoc pun berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat melalui berbagai platform komunikasi, Beauty. Selain itu, Halodoc pun menawarkan layanan homecare seperti tes darah, vaksinasi, immune booster, kunjungan dokter, dan pemeriksaan kesehatan di rumah.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga berkolaborasi dengan OJK untuk mengembangkan konsep Health Checking, yang memungkinkan individu mengakses rekam medis secara aman dan transparan.
Lebih lanjut, Levana Sani dari Nalagenetics menjelaskan bahwa keamanan data pasien tetap menjadi perhatian utama. Untuk itu, mereka menerapkan standar keamanan data ISO 27001 untuk melindungi privasi pasien.
Transformasi digital dalam sektor kesehatan Indonesia menunjukkan potensi besar untuk berkembang. Pada tahun 2040, diperkirakan 60i pengeluaran kesehatan akan diarahkan untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dengan fokus pada langkah-langkah preventif. Dengan terus berkembangnya inovasi digital dan kolaborasi antara berbagai pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai layanan kesehatan yang lebih inklusif, efisien, dan terjangkau untuk seluruh masyarakat.
Dengan semakin luasnya adopsi teknologi kesehatan dan edukasi yang tepat, diharapkan kesehatan preventif bisa menjadi bagian integral dalam gaya hidup generasi muda Indonesia, mendorong mereka untuk menjaga kesehatan fisik dan mental jangka panjang.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.