Menu

Hentikan Sekarang! Gini Cara Agar Obesitas Tidak Menjadi Diabetes, Ternyata Semudah Itu!

26 Januari 2025 13:00 WIB
Hentikan Sekarang! Gini Cara Agar Obesitas Tidak Menjadi Diabetes, Ternyata Semudah Itu!

Ilustrasi wanita dengan obesitas. (Freepik/shurkin_son)

HerStory, Jakarta —

Beauty pasti merasa deh, perayaan Tahun Baru Imlek ini pastinya identik dengan makanan manis seperti kue keranjang, dodol, dan permen. Duh, pokoknya gak bisa ditolak deh!

Sayangnya, terlalu banyak mengonsumsi makan manis juga gak baik untuk kesehatan dan bisa meningkatkan risiko diabetes. Untuk itu, meskipun sedang berada di suasana yang menyenangkan, ada baiknya kamu tetap mengontrol makanan yang masuk ke tubuhmu ya!

Dengan mengonsumsi makanan manis, tentu saja gak cuma diabetes yang bisa kamu dapatkan. Obesitas juga mengurangi estetika penampilan dan menghambat aktivitas sehari-hari, tetapi juga menyebabkan penurunan sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang dikenal sebagai resistensi insulin.

Secara umum, yang disebut obesitas adalah kondisi tubuh dengan penumpukan lemak yang berlebih. untuk mengukurnya, kamu bisa melakukan pengukuran kadar lemak yang akurat adalah dengan CT-scan atau MRI.

Namun, mengingat pemeriksaan dengan alat ini tidaklah murah dan hanya tersedia di tempat tertentu seperti rumah sakit saja, maka cara lain yang digunakan adalah dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat badan kuadrat (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter).

Menurut Prof. Dr. dr. Imam Subekti, Sp. P.D, Subsp. E.M.D. (K), FINASIM selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi Metabolik dan Diabetes di RS Pondok Indah, ada empat faktor yang membuat seseorang mengalami obesitas, yaitu asupan berlebih, penggunaan energi yang kurang, genetik, dan penyakit dengan faktor pertama dan kedua yang paling banyak terjadi.

Nah, untuk perjalanan obesitas ke diabetes sendiri terjadi melalui beberapa tahap, yakni;

  1. Tahap awal, akibat resistensi insulin, gula darah mulai meningkat tetapi belum menimbulkan gejala. Tahap ini disebut pre-diabetes yaitu kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan berada di atas kisaran normal, tetapi belum sampai pada kriteria diabetes.
  2. Tahap berikutnya disebut diabetes, yaitu kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan sudah sampai pada angka yang sesuai dengan kriteria diabetes. Pada tahap ini, mulai ada gejala, antara lain sering buang air kecil, banyak minum, banyak makan, tetapi berat badan turun.

Nah, jika kamu memiliki bobot tubuh berlebih, ada baiknya mencari tahu penyebab kegemukan dengan melaukan diet atau penurunan berat badan. Gak cuma terhindar dari diabetes, kamu juga bisa meminimalisir risiko penyakit lainnya seperti serangan jantung, darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya.

Penasaran gak sih gimana cara menurunkan berat badan yang bisa kamu coba dan mudah dilakukan? Yuk simak!

  • Mengatur pola makan. Perlu dihitung total kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas harian, sehingga dapat ditentukan asupan yang diperlukan untuk terapi diet penurunan berat badan. Penghitungan ini diharapkan dapat menurunkan kalori sebesar 500 – 1.000 kilo kalori per hari.
  • Aktivitas fisik rutin. Aktivitas fisik dilakukan setidaknya tiga kali dalam satu minggu dengan durasi setidaknya 30 menit. Durasi dapat dinaikkan menjadi 45 menit sementara sesi ditingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu. Aktivitas yang direkomendasikan adalah yang bersifat aerobik, seperti jalan atau joging, renang, bersepeda, atau senam.
  • Perubahan perilaku. Obesitas bukanlah kondisi yang terjadi tiba-tiba, melainkan dalam durasi yang panjang. Karenanya, diperlukan komitmen secara terus-menerus untuk melakukan perubahan terhadap gaya hidup yang dijalani.
  • Obat sering kali diperlukan jika program pengaturan makan (terapi diet) dan aktivitas fisik belum berhasil mencapai target penurunan berat badan.
  • Jika cara pertama hingga keempat tidak berhasil, dapat dipertimbangkan (jika memenuhi syarat) untuk menjalani tindakan bedah bariatrik, yakni operasi pemotongan usus.

Nah, sudah tahu kan bagaimana cara agar obesitas gak jadi diabetes dari ulasan dokter Imam? Perlu diketahui bahwa diabetes kerap disebut sebagai penyakit yang 'tenang tetapi menghanyutkan'.

Hingga kini, belum ada pengobatan yang dapat membuat seseorang yang sudah berada pada fase diabetes menjadi sembuh.

Namun, jika kamu masih berada di fase pre-diabetes masih bisa kok dikelola dan kembali ke fase normal!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan