Dosen ITS Sri Fatmawati SSi MSc PhD yang dipercaya sebagai ketua ALMI periode 2020-2022 (Istimewa)
Beauty tahu gak sih kalau Dosen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) di Institut Teknologi Sepuhuh November (ITS), Sri Fatmawati SSi MSc PhD atau yang biasa disapa Fatma meraih penghargaan internasional bergengsi, Grassroots Science Advice Promotion Awards 2024 yang diselenggarakan oleh INGSA-Asia lho!
Fatma memberikan dedikasinya dalam pengembangan riset dan pemberdayaan ilmu pengetahuan. Untuk itu, ia mendapatkan prestasi yang diberikan kepada individu atau tim yang mengambil peran penting dalam mempromosikan peran sains.
Diketahui bahwa penghargaan ini diinisiasi oleh INGSA-Asia dengan dukungan dari International Science Council (ISC) dan University of Auckland, Selandia Baru. Ada lima pemenang lainnya yang juga berasal dari Asia.
FYI nih Beauty, proyek yang diusung oleh Fatma adalah topik 'Memberdayakan Perempuan Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan untuk Mempengaruhi Kebijakan' yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan mengenai peran penting mereka di kebijakan ilmu pengetahuan sekaligus mendorong keberlanjutan program-program berbasis sains di tingkat akar rumput.
Fatma menekankan soal kepentingan meningkatkan partisipasi perempuan dalam mengambil kebijakan berbasis sains. Hal itu ditegaskan dalam proposalnya.
"Penghargaan ini adalah bentuk kepercayaan kepada perempuan untuk terus mengambil bagian dalam penentuan kebijakan sains," tuturnya dikutip pada Minggu (2/2/2025).
Karena kontribusinya dalam memberdayakan perempuan Indonesia di bidang ilmu pengetahuan yang signifikan, Fatma juga masuk ke dalam daftar 100 ilmuwan terbaik di Asia 2024.
Selain itu, ia juga sering membuat penelitian dan melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Pencapaian Fatma tentu saja gak hanya sampai di situ. Ia juga berperan sebagai Ketua Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Chapter Indonesia dan kerap memberdayakan lokakarya yang sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya untuk poin nomor lima yang berfokus pada kesetaraan gender.
"Perempuan harus sadar bahwa mereka adalah bagian dari kebijakan ilmu pengetahuan, bukan sekadar objek penelitian," ungkapnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.