Lanny Siswandi (Sumber: Rebornprojectmedia)
Bagi para wisatawan yang datang ke Surabaya, rasanya belum lengkap jika tidak singgah ke toko oleh-oleh Bu Rudy. Sambal Bu Rudy, produk unggulannya, telah menjadi favorit banyak orang dan terkenal di seluruh Indonesia. Tak hanya warga lokal, bahkan beberapa presiden Indonesia pun menggemari sambal khas racikan Bu Rudy.
Bu Rudy, atau yang memiliki nama asli Lanny Siswandi, lahir di Madiun pada tahun 1953 dalam keluarga yang kurang mampu. Kondisi ekonomi yang sulit membuatnya hanya bisa bersekolah hingga kelas 3 SD. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1960, saat Bu Rudy masih berusia 13 tahun. Sebagai anak sulung, ia harus memutar otak untuk membantu perekonomian keluarganya, termasuk kedua orang tua dan dua adiknya.
Sejak kecil, jiwa wirausaha Bu Rudy sudah terasah. Ia mencoba berbagai usaha, seperti berjualan dawet dan nasi pecel di sekolahnya. Meskipun tidak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam bidang kuliner, ia belajar memasak secara otodidak dengan mengamati para tetangganya yang sering melakukan tradisi rewang dalam acara hajatan.
Pada usia 17 tahun, Bu Rudy memutuskan merantau ke Surabaya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di kota ini, ia menjalani berbagai profesi, mulai dari asisten rumah tangga, berjualan di pabrik sepatu, hingga menjadi karyawan toko barang pecah belah.
Saat bekerja, ia bertemu dengan Rudy Siswandi yang kemudian menjadi suaminya. Setelah menikah, pasangan ini memulai usaha toko sepatu bersama. Namun, bisnis mereka mengalami cobaan berat ketika Pasar Turi, tempat mereka berjualan, mengalami kebakaran hebat. Akibatnya, toko mereka musnah dan mereka kehilangan mata pencaharian.
Tak ingin menyerah pada keadaan, Bu Rudy mencari cara untuk bangkit. Berkat dorongan dari orang-orang di sekitarnya, ia mulai berjualan nasi pecel di depan tokonya yang masih tersisa di Pasar Turi. Awalnya, usaha ini hanya dijalankan sebagai usaha sampingan, tetapi ternyata mendapat sambutan luar biasa dari pelanggan.
Seiring waktu, ia menambahkan menu lain seperti nasi udang dan aneka lauk lainnya. Namun, yang paling menarik perhatian adalah sambal bawang buatannya yang khas dan disukai banyak orang. Pujian demi pujian terhadap sambalnya membuat Bu Rudy semakin percaya diri untuk mengembangkan bisnisnya di bidang kuliner.
Akhirnya, pada tahun 2007, setelah mengumpulkan modal yang cukup, ia membuka gerai pertamanya di Jalan Dharmahusada, Surabaya, yang menjadi cikal bakal kesuksesan Depot Bu Rudy.
Seiring meningkatnya popularitas, Depot Bu Rudy semakin berkembang. Sambalnya yang khas dan lezat menjadi oleh-oleh wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Bahkan, saat pandemi melanda, Bu Rudy tetap berkontribusi dengan menerima produk-produk dari pelaku UMKM untuk dijual di gerainya, sebagai upaya membantu perekonomian masyarakat.
Kini, Depot Bu Rudy telah memiliki enam gerai yang tersebar di Surabaya dan Gresik. Kesuksesan bisnis ini pun telah diwariskan kepada ketiga anak laki-laki dan satu anak perempuannya. Dengan komitmen menjaga kualitas dan cita rasa, Sambal Bu Rudy terus menjadi favorit banyak orang dan tetap eksis di industri kuliner Indonesia.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.