Gaya hidup anak konglomerat memang selalu menjadi perhatian. Baru-baru ini, viral di sosial media soal anak konglomerat yang pulang kerja naik helikopter, sungguh hal yang sangat mencuri perhatian bukan?

Ia adalah Caroline Riady, siapa sih sosoknya? Jika dilihat dari nama belakangnya saja, kita sudah tahu ia adalah anak dari James Riady dan Aileen Hambali, generasi ketiga dari perusahaan multinasional, Lippo Group.

Caroline juga sangat dekat dengan sang kakek Mochtar Riady. Perempuan ini menikah dengan Soeharto Djojonegoro, anak dari petinggi Orang Tua Group.

Belakangan ini, ia viral di sosial media karena video singkat yang menunjukkan helicopter mendarat di atas helipad di salah satu gendung pencakar langit di Jakarta. Tak lama, ada sosok perempuan yang menaiki helikopter tersebut. Perempuan itu diduga adalah Caroline Riady yang terlihat pergi meninggalkan RS MRCCC Siloam Semanggi.

Masih penasaran siapa sebenarnya sosok Caroline Riady? Lihat pencapaian karier dan kehidupannya yuk!

Perjalanan Karier

Caroline mengawali kariernya engan menjadi guru di Lincoln Elementary School District 200 di Wheaton, Illinois, Amerika. Kemudian pindah ke Indonesia dan menjadi dosen di Universitas Pelita Harapan (UPH) milik sang ayah.

Ia memang memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan karena ingin memperbaiki kualitas Pendidikan di Indonesia, setelah mengajar di UPH selama 6 tahun, ia juga mempersiapkan para calon guru untuk mengajar di pedesaan.

Diketahui bahwa pada tahun 2012, Caroline mulai bergabung di bisnis keluarga dengan menjabat sebagai Executive Director di Siloam Hospital. Lalu ia diangkat menjadi Managing Director of Operations, Productivity & Effectiveness Siloam Hospitals Group. Kini Caroline menduduki posisi CEO di Siloam Hospitals Group yang kini memiliki 41 rumah sakit di Indonesia.

Harta Kekayaan

Sebenarnya, detail harta yang dimiliki Caroline hingga kini tak diketahui. Tapi, keluarga Mochtar Riady pernah masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2024 dengan kekayaan yang diperkirakan sebesar USD 2,3 Miliar atau sekitar Rp 37,5 triliun.