Ilustrasi sakit karena demam berdarah. (Pinterest/Freepik)
Moms, hingga kita DBD masih menjadi momok, tak hanya menyerang anak-anak, dengue juga mengintai orang dewasa maupun lansia. Dalam rangka menggalakkan “Langkah Bersama Cegah DBD”, bagian dari kampanye
#Ayo3MPlusVaksinDBD antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kembali diselenggarakan.
Di mana “Langkah Bersama Cegah DBD” ini bertujuan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian dengue di Indonesia Moms. Kegiatan ini digelar di Jakarta pada tanggal 14-16 Februari 2025 di Laguna Atrium, Central Park.
dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, mengatakan, “Dengue adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Kasusnya selalu ada sepanjang tahun dan cenderung meningkat di musim hujan. Tak hanya masalah kesehatan, tapi juga berdampak pada produktivitas masyarakat dan membebani sistem layanan kesehatan."
"Di awal tahun ini saja, sampai dengan 3 Februari 2025, Kementerian Kesehatan RI telah mencatat sebanyak 6.050 kasus dengue secara nasional, dengan Incidence Rate (IR) 2,14/100.000 penduduk, dan kematian akibat dengue sebanyak 28 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,46%. Kasus dengue dilaporkan dari 235 kabupaten/kota di 23 provinsi," sambung dr. Ina.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam mengendalikan penyakit dengue melalui berbagai program, seperti pengendalian vektor, Gerakan 3M Plus, dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang diperkuat dengan edukasi berkelanjutan. Pemerintah juga telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025, yang menekankan sinergi lintas sektor.
Salah satu bentuk nyata kolaborasi ini adalah kegiatan Langkah Bersama Cegah DBD bersama dengan Takeda, membantu memperluas jangkauan edukasi dan pencegahan. Menurut dr. Ina, dengue tak bisa dilawan hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. “Pemerintah telah mengadopsi strategi berbasis inovasi, termasuk implementasi nyamuk berWolbachia, seperti yang sudah kita lakukan di beberapa daerah," lanjut dr. Ina.
"Namun, upaya ini tak bisa dilakukan sendiri, masyarakat harus aktif berperan salah satunya dengan menerapkan 3M Plus (menguras-menutup-mendaur ulang-plus berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk). Untuk itu, para pemangku kepentingan ini harus saling bersinergi, baik pemerintah, sektor swasta, organisasi medis, perusahaan, sekolah, dan lain sebagainya,” tutup dr. Ina.
Sementara itu, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan, “Kami sangat mengapresiasi komitmen luar biasa dan usaha yang berkelanjutan dari Kementerian Kesehatan RI dan seluruh Dinas Kesehatan daerah dalam upaya pengendalian dengue di Indonesia. Pemerintah tak hanya menjalankan berbagai program strategis, tapi juga menunjukkan keterbukaan untuk berkolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ini"
"Dengue bukan masalah yang bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Di Takeda, kami melihat perjuangan melawan dengue sebagai komitmen jangka panjang. Ini bukan sekadar inisiatif sesaat, tetapi perjalanan berkelanjutan yang membutuhkan konsistensi dari semua pihak. Kami terus berupaya menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pemerintah, tenaga kesehatan, komunitas, serta masyarakat luas dalam membangun kesadaran dan mendorong langkah-langkah pencegahan yang efektif," tambah Andreas.
Namun, keberhasilan hanya dapat dicapai jika kita bergerak bersama. Tak cukup mengandalkan satu solusi—kita perlu disiplin menerapkan 3M Plus, terus meningkatkan kesadaran, dan mempertimbangkan pendekatan yang inovatif untuk pencegahan. Dengan aksi kolektif yang kuat, kita dapat mengurangi dampaknya dan mencapai tujuan bersama: Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.