Menu

PAPDI Dorong Lansia Lakukan Vaksinasi RSV, Intip Jadwalnya Yuk Beauty!

21 Februari 2025 21:50 WIB
PAPDI Dorong Lansia Lakukan Vaksinasi RSV, Intip Jadwalnya Yuk Beauty!

Pembaruan Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 bersama PAPDI (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty pasti sadar deh kalau seiring dengan bertambahnya usia seseorang, semakin menurun pula daya  tahan atau kekebalan tubuh yang menyebabkan rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi  menular. 

Hal ini biasa disebut dengan istilah Penurunan Kekebalan Terkait Usia atau Age-Related Declined in Immunity (ARDI). 

Penyakit menular dengan mortalitas dan morbiditas tinggi yang rentan dialami oleh orang dewasa sebenarnya dapat diupayakan pencegahannya salah satunya melalui vaksinasi. 

Oleh karenanya, penting untuk memahami tentang penyakit-penyakit menular atau infeksi yang dapat dicegah dengan vaksinasi terutama penyakit yang disebakan oleh infeksi virus pernafasan seperti kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan Pneumonia yang terkait saluran napas bawah yang cenderung meningkat di Indonesia pada musim penghujan.

Melihat kebutuhan tersebut, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan didukung oleh GSK Indonesia menyampaikan pentingnya upaya peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat akan penyakit infeksi menular yang dapat di cegah dengan imunisasi. 

Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI juga menyosialisaikan adanya pembaruan pada Jadwal Imunisasi Dewasa 2025. Harapannya, pembaruan ini dapat membuat orang dewasa di Indonesia semakin teredukasi dan memiliki akses terhadap imunisasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi yang terdapat pada Jadwal Imunisasi  Dewasa 2025.

Jenis Infeksi pada Lansia

Ada berbagai penyakit infeksi virus yang rentan dialami orang dewasa, terutama lansia, salah satunya infeksi virus RSV (Respiratory Synctial Virus). Oleh karena itu, Jadwal Imunisasi Dewasa terbaru juga menambahkan Vaksin RSV (Respiratory Synctial Virus) untuk perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan RSV mulai dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan hingga infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia yang dapat mengancam jiwa.

Untuk diketahui, RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal, yang menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas pernapasan dari mereka yang terinfeksi. Biasanya virus ini menunjukkan gejala-gejala termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan.

Sebagian besar negara menunjukkan musim RSV, dengan sebagian besar infeksi RSV tahunan terjadi selama periode beberapa bulan. Di daerah beriklim sedang, RSV menyebabkan epidemi (peningkatan tak terduga dalam jumlah kasus penyakit di wilayah geografis tertentu) musiman, cenderung terjadi pada akhir musim gugur dan musim dingin, dengan durasi rata-rata peningkatan sirkulasi virus selama lima bulan. 

Sebagian besar negara subtropis dan tropis juga mengalami bulan-bulan yang konsisten (tidak berubah-ubah) dengan sirkulasi RSV yang tinggi setiap tahun tetapi tanpa pola musim yang jelas. Prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam 3 tahun di Asia Tenggara mencapai 15,2 juta kasus dan di Indonesia, prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam tiga tahun bisa mencapai 6,1 juta kasus.

Apa Sih RSV Itu?

Perlu diketahui bahwa RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal, yang menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas pernapasan dari mereka yang terinfeksi.

Biasanya virus ini menunjukkan gejala-gejala termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan. Nah, sebagian besar negara menunjukkan musim RSV, dengan sebagian besar infeksi RSV tahunan terjadi selama periode beberapa bulan.

Di daerah beriklim sedang, RSV menyebabkan epidemi (peningkatan tak terduga dalam jumlah kasus penyakit di wilayah geografis tertentu) musiman, cenderung terjadi pada akhir musim gugur dan musim dingin, dengan durasi rata-rata peningkatan sirkulasi virus selama lima bulan.

Sebagian besar negara subtropis dan tropis juga mengalami bulan-bulan yang konsisten (tak berubah-ubah) dengan sirkulasi RSV yang tinggi setiap tahun tetapi tanpa pola musim yang jelas. Prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam 3 tahun di Asia Tenggara mencapai 15,2 juta kasus dan di Indonesia, prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam tiga tahun bisa mencapai 6,1 juta kasus.

Menurut Dr. dr. Sally Aman Nasution selaku SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI, sebagai dokter  penyakit dalam di Indonesia ia sudah menyaksikan sendiri kebutuhan mendesak akan kebijakan  yang kuat dalam menangani imunisasi dewasa.

"Di Asia Pasifik, banyak dari orang dewasa melewatkan kesempatan untuk vaksinasi walaupun mereka telah mengetahui manfaat dari vaksinasi. Penurunan ini membuat orang dewasa berisiko terkena berbagai penyakit, termasuk ISPA atau pneumonia yang disebabkan karena RSV," dilansir dari siaran tertulis pada Jumat (21/2/2025).

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa ingin mengundang semua profesional kesehatan untuk secara proaktif memulai diskusi tentang vaksinasi dewasa yang tepat bagi pasien mereka selama konsultasi sehari-hari.

"Melalui percakapan proaktif ini, kita dapat menjamin bahwa pasien kita menerima vaksin yang mereka butuhkan untuk melindungi diri dari penyakit yang dapat dicegah, terutama populasi lansia dengan kondisi penyakit penyerta seperti penyakit kardiovaskular, jantung kronis, ginjal kronis, diabetes, asma, dan PPOK, dimana resiko rawat inap dan kematian pada populasi tersebut sangat besar," lanjutnya.

Di sisi lain, dr Ina Agustina Isturini, MKM selaku Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI mengakui peran penting langkah-langkah pencegahan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dalam sebuah pernyataan, ia menyatakan bahwa di era pandemi kemarin pun terlihat bahwa penyakit yang menyerang pernapasan bisa sangat berdampak kepada masyarakat terutama lansia.

"Dengan populasi lansia Indonesia yang terus meningkat, potensi beban kesehatan dan ekonomi akibat infeksi saluran pernapasan akut pada lansia perlu menjadi perhatian serius.  Untuk itu pencegahannya melalui upaya preventif dan promotif menjadi langkah penting, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Dalam platform Satu Sehat kami, individu dapat dengan mudah mengakses  informasi terkini mengenai penyakit infeksi menular dan upaya-upaya untuk pencegahannya," pungkasnya.

Untuk itu, dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI selaku Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, PAPDI menyoroti pentingnya pembaruan pada Jadwal Imunisasi Dewasa ini, dengan menyatakan bahwa jadwal imunisasi bisa sangat berfungsi sebagai alat referensi penting bagi orang dewasa untuk tetap terinformasi mengenai vaksinasi yang direkomendasikan.

"Pembaruan yang dibuat pada jadwal ini menandai sebagai langkah maju yang signifikan dalam perawatan kesehatan preventif dan menyoroti pentingnya komunikasi aktif dokter dengan pasien akan pentingnya vaksinasi dewasa. Jadwal ini juga mencakup pembaruan rekomendasi untuk penyakit infeksi pernafasan seperti Pneumokok dan RSV," ujarnya.

Antara lain vaksin yang direkomendasikan ini menjadi antisipasi terjadinya tripledemic yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh Influenza, Covid-19, dan RSV. 

"Sangat penting untuk memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memliki kondisi medis kronis," lanjutnya.

Untuk itu, ia sangat mendorong para tenaga kesehatan untuk mempelajari Jadwal Imunisasi Dewasa yang telah diperbarui dan rekomendasi spesifik yang telah diberikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI.

Dengan menerapkan pedoman ini ke dalam praktik sehari-hari para dokter, maka dapat dipastikan bahwa individu dapat menerima vaksin yang sesuai dengan interval yang telah direkomendasikan serta meningkatkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. 

Selain itu, vaksinasi juga menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis yang berpotensi berbiaya mahal.

Baca Juga: Banyak Wanita Lansia Jepang Pilih Hidup di Penjara, Apa Alasannya?

Baca Juga: Sosok Wanita Tertua yang Hidup Hingga 120 Tahun, Benarkah Manusia Tertua di Dunia?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Azka Elfriza

Artikel Pilihan